Pontianak (Antara Kalbar) - Pelaksana Tugas Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalbar Moch Riezky F Purnomo mengatakan kredit bermasalah di Bank Pasar yang dimiliki Pemkot Pontianak saat ini cenderung meningkat.

Ada kecenderungan meningkatnya NPL (Non Performing Loan) atau kredit bermasalahdi BPR Bank Pasar yang dimiliki Pemkot Pontianak, meskipun masih berada di bawah lima persen batas maksimal NPL, yakni dua persen ke tiga persen," kata Moch Riezky di Pontianak, Rabu.

Menurut dia, meskipun masih di bawah lima persen batas maksimal NPL, namun hal itu perlu mendapat perhatian serius.

"Kami juga `concern` mengenai pertumbuhan kredit di BPR Bank Pasar yang sudah mencapai hasil yang cukup baik, tapi kami berharap bisa lebih besar lagi pertumbuhannya," ungkapnya.

Diakuinya, minimnya SDM di BPR menjadi salah satu kendala. Namun ia mengapresiasi Wali Kota Pontianak, Sutarmidji yang mendorong SDM di BPR lebih banyak terjun langsung ke debitur seperti di pasar-pasar dan pedagang.

"Supaya dananya bisa lebih dimanfaatkan sehingga pertumbuhan kredit lebih tinggi itu bisa tercapai," ujarnya.

Ia juga mengapresiasi, kebijakan wali Kota Pontianak (Sutarmidj) selaku kepala daerah yang fokus dengan teknologi informasi. Bahkan dirinya mengaku kaget Pemkot memiliki aplikasi bernama SiPohon yang digunakan untuk memonitor pohon-pohon di Kota Pontianak.

Dalam kesempatan itu, dia menambahkan, ke depan teknologi serupa bisa diterapkan di BPR sehingga lebih canggih lagi dalam memberikan layanan perbankan.

"Apalagi wali Kota Pontianak mendukung penggunaan pembayaran non-tunai ke depan lebih memasyarakat," kata Riezky.

(U.A057/S027)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017