Pontianak (Antara Kalbar) - Bupati Sambas, Kalimantan Barat, Atbah Romin Suhaili meminta mahasiswa asal Sambas, di manapun berada untuk tidak menjadi provokator dan penyebar berita bohong karena hal tersebut bisa memecah belah bangsa.

"Mahasiswa sebagai kaum intelektual. Jadi berpikir dan bertindak intelektual dan jangan jadi provokator dan penyebar berita hoax," ujarnya di Sambas, Senin.

Ia juga mengajak mahasiswa dan masyarakat Sambas pada umumnya sudah mengubah pola pikir yakni harus sudah berfikir secara internasional.

"Dulu Sambas dibilang daerah terujung di Indonesia karena daerah perbatasan. Namun saat ini dengan pola kebijakan dan pembangunan yang menjadikan daerah perbatasan sebagai garda terdepan NKRI maka mahasiswa dan masyarakat cara pikirnya harus sudah secara internasional," kata dia.

Ia juga meminta mahasiwwa yang tengah belajar untuk serius menimba ilmu untuk memperkuat kapasitas diri. Dengan kapasitas yang mumpuni maka kemajuan suatu daerah bisa dicapai dengan cepat dan mudah.

"Sambas memiliki SDM yang hebat dan banyak. Namun dilihat IPM Sambas mesti harus diperkuat lagi. Satu di antara penyebabnya adalah banyak orang bergelar profesor, doktor, magister dan sarjana sudah pindah KTP di daerah luar seperti di Pontianak. Jadi secara angka perhitungan IPM orang - orang hebat tersebut tidak memberikan kontribusi dalam IPM Sambas," papar dia.

Ke depan kata dia, jika Sambas mau maju maka sikap persatuan antara sesama warga Sambas terus diperkuat. Dalam hal apapun kata dia persatuan dan kebersamaan kunci kemajuan.

"Kita warga Sambas mudah kumpul, mudah bersama - sama ngopi dan lainnya. Namun sejak 15 tahun silam dilihat dari keterwakilan orang kita di DPR RI, itu tidak ada sama sekali. Itu menunjukan kita kurang bersatu. Kita hanya menjadi daerah lumbung suara terbaik karena jumlah penduduknya ramai namun tidak ada perwakilan di Senayan," keluhnya.


(U.KR-DDI/N005)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017