Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Balai Karantina Wilayah Kerja Sintete Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Cecep Suherman mengatakan saat ini kelapa dalam dari daerah Kecamatan Jawai diekspor ke Thailand dan Tiongkok.
"Dua negara tersebut berdasarkan tujuan tujuan ekspor kelapa terbesar yang dibawa dari kecamatan Jawai," ujar Cecep Suherman saat dihubungi di Sambas, Senin.
Cecep menjelaskan buah kelapa Jawai didatangkan terlebih dahulu ke kota Singkawang.
"Dari Singkawang ini baru dikirim menuju Pontianak, dibawa menggunakan kontainer. Yang menurut pengusaha buah kelapa itu hampir sebagian berasal dari Kabupaten Sambas dari kecamatan Jawai," terangnya.
Ia menambahkan dalam hal ini pihaknya memastikan kelapa tersebut layak untuk di ekspor, setelah dilakukan pemeriksaan.
"Kelapa yang akan dibawa keluar tersebut dipastikan tidak mengandung bibit penyakit tanaman, dengan kondisi kulit luar sudah dikupas. Sehingga hanya menyisakan sedikit sabut kelapa yang menempel di batok, serta buah kelapa yang dikirim tidak busuk dan tidak sedang tumbuh tunasnya, karena jika itu terjadi maka kelapa itu dianggap afkir," terang Cecep.
Di tempat terpisah pemilik kebun kelapa di Kecamatan Jawai, Ermin mengatakan harga buah kelapa yang dibeli pengepul di kecamatan tersebut terbilang menjanjikan.
"Per kilogram buah kelapa dibeli hingga Rp2.600 dan tergantung besar kecilnya buah kelapa yang dijual dengan syarat buah yang sudah tua," katanya.
(U.KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Dua negara tersebut berdasarkan tujuan tujuan ekspor kelapa terbesar yang dibawa dari kecamatan Jawai," ujar Cecep Suherman saat dihubungi di Sambas, Senin.
Cecep menjelaskan buah kelapa Jawai didatangkan terlebih dahulu ke kota Singkawang.
"Dari Singkawang ini baru dikirim menuju Pontianak, dibawa menggunakan kontainer. Yang menurut pengusaha buah kelapa itu hampir sebagian berasal dari Kabupaten Sambas dari kecamatan Jawai," terangnya.
Ia menambahkan dalam hal ini pihaknya memastikan kelapa tersebut layak untuk di ekspor, setelah dilakukan pemeriksaan.
"Kelapa yang akan dibawa keluar tersebut dipastikan tidak mengandung bibit penyakit tanaman, dengan kondisi kulit luar sudah dikupas. Sehingga hanya menyisakan sedikit sabut kelapa yang menempel di batok, serta buah kelapa yang dikirim tidak busuk dan tidak sedang tumbuh tunasnya, karena jika itu terjadi maka kelapa itu dianggap afkir," terang Cecep.
Di tempat terpisah pemilik kebun kelapa di Kecamatan Jawai, Ermin mengatakan harga buah kelapa yang dibeli pengepul di kecamatan tersebut terbilang menjanjikan.
"Per kilogram buah kelapa dibeli hingga Rp2.600 dan tergantung besar kecilnya buah kelapa yang dijual dengan syarat buah yang sudah tua," katanya.
(U.KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017