Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat Dwi Suslamanto mengatakan harga komoditas bahan pangan kembali menjadi faktor pendorong utama deflasi di daerah itu pada November 2017.

"Setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,26 persen (mtm), pada November 2017 secara umum penurunan tingkat harga barang dan jasa di Kalbar kembali terjadi hingga sebesar 0,27 persen (mtm)," ujarnya di Pontianak, Rabu.

Dwi menjelaskan bahwa deflasi pada November 2017 tersebut tercatat jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historisnya pada tiga tahun terakhir yang sebesar 0,43 persen (mtm). Hal tidak terlepas dari penurunan harga bahan pangan seperti sayuran dan ikan tangkap.

"Dengan demikian, inflasi Kalbar selama Januari-November 2017 mencapai 3,51 persen (ytd) dan masih berada dalam rentang sasaran inflasi 2017 yaitu sebesar 4,1 persen," kata dia.

Dikatakan Dwi berdasarkan komoditasnya, komoditas yang memberikan andil terbesar pada deflasi November 2017 adalah kelompok volatile foods (VF) wortel, ikan tongkol, ikan kembung, telur ayam ras dan tomat sayur.

Kelompok VF secara umum tercatat mengalami deflasi sebesar 1,21 persen (mtm), jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata secara historis selama tiga tahun terakhir yang mengalami inflasi sebesar 0,54 persen (mtm).

Setelah pada bulan sebelumnya menyumbang inflasi, kembali normalnya pasokan di pasaran mendorong koreksi harga cukup dalam untuk komoditas wortel di Kalbar.

Selain itu, cuaca yang masih mendukung aktivitas nelayan di lautan pada November 2017 membuat ketersediaan ikan tangkap terpantau cukup melimpah sehingga membuat harga ikan khususnya tongkol dan kembung terpantau menurun sepanjang bulan.

"Kemudian berlimpahnya suplai telur ayam yang mendorong penurunan harga telur ayam," kata dia.
(U.KR-DDI/S023)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017