Pontianak  (Antara Kalbar) - Wali Kota Pontianak, Sutarmidji meminta PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak, agar menekan tingkat kebocoran hingga di bawah 25 persen.

"Saat ini angka kebocoran air PDAM masih sekitar 29 persen, dan saya minta ditekan hingga di bawah 25 persen," kata Sutarmidji usai melantik Abdullah sebagai Direktur Teknik PDAM Tirta Khatulistiwa periode 2017-2021 di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan, walaupun idealnya tingkat kebocoaran air sekitar 20 persen, tetapi itu tidak mungkin karena usia pipa PDAM yang ada rata-rata sudah sangat tua.

Menurut dia, ketika PDAM di bawah kepemimpinan almarhum Affandi, mantan Dirut PDAM sebelumnya, pada tahun 2012 hingga 2014, angka kebocoran bisa ditekan di bawah 25 persen sehingga mampu meraup keuntungan Rp23 miliar/tahun.

"Meskipun saat ini masih ada keuntungan tetapi tergerus dengan biaya operasional dan kenaikan harga bahan-bahan kimia untuk pengolahan air," katanya.

Ia mencatat, tahun depan kapasitas produksi air bersih sebanyak 2.150 liter per detik. Bila tingkat kebocoran 25 persen, maka masih ada 1.600 liter per detik yang bisa menyuplai kebutuhan air untuk 120 ribu bangunan.

"Sekarang kami baru menjangkau 110 ribu, masih ada antara 12 ribu sampai 16 ribu potensi sambungan baru," katanya.

Ke depan, dia meminta PDAM untuk memasang pipa-pipa tersier di seluruh gang, yang sumber dananya bisa dari APBD, APBN atau pinjaman maupun kerja sama.

Selain pemasangan pipa tersier, pihaknya juga akan memberikan kemudahan bagi masyarakat menengah ke bawah untuk memasang sambungan PDAM, misalnya dengan penurunan tarif, dari yang semula Rp1,5 juta menjadi Rp1 juta.

"Jadi berikan kemudahan-kemudahan itu bagi masyarakat menengah ke bawah, sehingga sambungan bagi MBR itu betul-betul diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah," katanya.


(U.A057/I006)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017