Pontianak (Antaranews Kalbar) - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Kalbar pada 2017 berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp3,95 triliun.
"DPK Kalbar yang mencapai Rp3,95 triliun tersebut dibandingkan dengan tahun sebelumnya tumbuh 13 persen," ujar Head Of Network Services PT BNI Wilayah Kalbar, Suhardi Petrus, Sabtu.
Suhardi menjelaskan meski kinerja mengalami kenaikan 13 persen dari tahun sebelumnya namun dilihat dari target masih belum tercapai.
"Target kita untuk Kalbar sepanjang 2017 sebesar Rp4 triliun. Sedangkan komposisi dana murah per akhir tahun 2017 sebesar 75,90 persen sedikit turun dibanding tahun 2016 yang berada diangka 76 persen," katanya.
Menurut Suhardi terdapat banyak faktor atas penurunan tersebut, satu di antaranya yang dirasakan besar dampaknya adalah penurunan suku bunga tabungan yang tidak terlalu berpengaruh untuk DPK tabungan.
`Terutama masyarakat tidak sensitif dengan pada suku bunga. Kita terus memperbanyak pembukaan rekening baru menjadi salah satu strategi serta meningkatkan transaksi melalui e-channel," jelas dia.
Sementara dana mahal diakui Suhardi hanya berkisar 24 persen. Dengan dana mahal yang paling banyak adalah rentang di atas Rp500 juta. Sedangkan untuk cabang di daerah mayoritas rentang simpanan berkisar Rp100 juta. Produk tabungan yang ditawarkan pun diakui Suhardi beragam seperti Taplus.
"Taplus ada Taplus muda, Taplus Anak, Taplus Bisnis dan keempat tabungan tersebut bisa digunakan untuk traksaksi," katanya.
Selain itu, pihaknya juga memfasilitasi dengan tabungan perencanaan atau yang biasa disebut dengan Tapenas serta beberapa lagi yang lainnya.
"Kita targetkan per outlet membuka 10 rekening baru per hari. Kita optimis kinerja dan target 2018 terealisasi dengan maksimal," harapnya.
(U.KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"DPK Kalbar yang mencapai Rp3,95 triliun tersebut dibandingkan dengan tahun sebelumnya tumbuh 13 persen," ujar Head Of Network Services PT BNI Wilayah Kalbar, Suhardi Petrus, Sabtu.
Suhardi menjelaskan meski kinerja mengalami kenaikan 13 persen dari tahun sebelumnya namun dilihat dari target masih belum tercapai.
"Target kita untuk Kalbar sepanjang 2017 sebesar Rp4 triliun. Sedangkan komposisi dana murah per akhir tahun 2017 sebesar 75,90 persen sedikit turun dibanding tahun 2016 yang berada diangka 76 persen," katanya.
Menurut Suhardi terdapat banyak faktor atas penurunan tersebut, satu di antaranya yang dirasakan besar dampaknya adalah penurunan suku bunga tabungan yang tidak terlalu berpengaruh untuk DPK tabungan.
`Terutama masyarakat tidak sensitif dengan pada suku bunga. Kita terus memperbanyak pembukaan rekening baru menjadi salah satu strategi serta meningkatkan transaksi melalui e-channel," jelas dia.
Sementara dana mahal diakui Suhardi hanya berkisar 24 persen. Dengan dana mahal yang paling banyak adalah rentang di atas Rp500 juta. Sedangkan untuk cabang di daerah mayoritas rentang simpanan berkisar Rp100 juta. Produk tabungan yang ditawarkan pun diakui Suhardi beragam seperti Taplus.
"Taplus ada Taplus muda, Taplus Anak, Taplus Bisnis dan keempat tabungan tersebut bisa digunakan untuk traksaksi," katanya.
Selain itu, pihaknya juga memfasilitasi dengan tabungan perencanaan atau yang biasa disebut dengan Tapenas serta beberapa lagi yang lainnya.
"Kita targetkan per outlet membuka 10 rekening baru per hari. Kita optimis kinerja dan target 2018 terealisasi dengan maksimal," harapnya.
(U.KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018