Jakarta (Antaranews Kalbar) - Gerhana bulan total atau "Super blue blood moon" yang menghiasi langit di banyak belahan dunia, termasuk Indonesia, akan terlihat lagi pada 2028 dan 2037.
Tetapi tahukah Anda bahwa di belahan bumi bagian barat fenomena ini terakhir kali terjadi pada 1866 sehingga negara-negara di Amerika Utara sangat antusiastis menyambutnya.
"Terakhir kali gerhana bulan total terjadi berbarengan dengan bulan pernama adalah 30 Desember 1982, paling tidak seperti yang tercatat pada waktu setempat di Eropa, Afrika dan Asia Barat yakni lokasi-lokasi di mana peristiwa itu terlihat," kata majalah Sky and Telescope.
Sedangkan, "Terakhir kali gerhana bulan 'blue moon' total terlihat dari Amerika Serikat dan Amerika Utara terjadi pada 31 Maret 1866."
Jika Anda tidak sempat melihat fenomena alam ini, gerhana bulan total blue moon akan terlihat lagi pada 31 Desember 2028.
Jika Anda pun tak sempat melihatnya pada 2028, masih ada 31 Januari 2037, total 17 jam sebelum titik lintasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Tetapi tahukah Anda bahwa di belahan bumi bagian barat fenomena ini terakhir kali terjadi pada 1866 sehingga negara-negara di Amerika Utara sangat antusiastis menyambutnya.
"Terakhir kali gerhana bulan total terjadi berbarengan dengan bulan pernama adalah 30 Desember 1982, paling tidak seperti yang tercatat pada waktu setempat di Eropa, Afrika dan Asia Barat yakni lokasi-lokasi di mana peristiwa itu terlihat," kata majalah Sky and Telescope.
Sedangkan, "Terakhir kali gerhana bulan 'blue moon' total terlihat dari Amerika Serikat dan Amerika Utara terjadi pada 31 Maret 1866."
Jika Anda tidak sempat melihat fenomena alam ini, gerhana bulan total blue moon akan terlihat lagi pada 31 Desember 2028.
Jika Anda pun tak sempat melihatnya pada 2028, masih ada 31 Januari 2037, total 17 jam sebelum titik lintasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018