Sambas  (Antaranews Kalbar) - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Kabupaten Sambas, Yayan Kurniawan mengatakan pada 2017 Kabupaten Sambas surplus 97 ribu ton beras.

"Dengan kita surplus beras dan dikaitkan dengan rencana impor beras maka Sambas tidak memerlukan impor tersebut," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Selasa.

Ia menambahkan bahwa justru sebaliknya, Kabupaten Sambas yang merupakan daerah lumbung padi di Kalbar seharusnya yang melakukan ekspor beras.

"Sambas sebenarnya sudah pernah berkontribusi dalam ekspor beras Kalbar melalui PLBN Entikong, Sanggau. Untuk ekspor lagi memang sangat baik untuk kita jajaki kembali. Namun hingga saat ini masih belum ada juga sinyalemen atau reaksi dari pemerintah Malaysia, apakah akan dilakukan ekspor kembali atau tidak," papar dia.

Menurutnya, Kabupaten Sambas bahkan bisa memenuhi keinginan negara tujuan ekspor, terkait kualitas produk beras yang mereka inginkan.

"Kita memiliki banyak varietas beras. Untuk ekspor pasti mereka meminta varietas tertentu, asal dikoordinir dengan baik pada tingkat pengolahan varietas dan kualitas yang mereka inginkan bisa kita penuhi. Kuncinya pada pengolahan padi atau beras. Jadi kita mengeluarkan produk beras yang diinginkan oleh negara pengimpor,"kata dia.

Di luar ekspor sebagai solusi penyerapan hasil pertanian padi di Sambas, pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan Bulog untuk memenuhi kebutuhan Beras Sejahtera (Restra). Hanya saja, banyak petani yang menilai harga beli Bulog terlalu rendah.

"Harga dibeli Bulog bagi petani rendah. Sehingga petani lebih memilih menjual ke pihak swasta dan apalagi memang ada pembelinya," kata dia.

(KR-DDI/A043) 

Pewarta: Dedi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018