Sejumlah petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten mulai menanam padi huma di ladang atau ngaseuk setelah beberapa hari terakhir hujan mulai turun.
"Kami melakukan tanam padi huma itu karena adanya curah hujan," kata Kubil (55) seorang petani di kawasan pemukiman hak ulayat adat masyarakat Badui di Lebak, Minggu.
Petani Badui diberbagai wilayah kini mulai melakukan tanam padi huma menyusul adanya curah hujan, dimana Agustus-September 2023 lalu terjadi kemarau.
Saat ini, curah hujan dengan intensitas sedang melanda kawasan Badui di atas pukul 14.30 WIB hingga 15.40 WIB.
Dengan demikian, petani Badui kini beramai-ramai di ladang menanam padi huma untuk kedaulatan pangan dan peningkatan ekonomi keluarga.
Gerakan penanaman padi huma bagi masyarakat Badui di lahan darat merupakan adat dan tidak boleh menanam padi di lahan sawah.
"Kami berharap pelaksanaan gerakan tanam itu membawa berkah dan dapat menghasilkan panen melimpah sehingga memenuhi ketersediaan pangan dan pendapatan ekonomi keluarga," kata Kubil menambahkan.
Begitu juga petani Badui lainnya, Santa (55). Menurut dia di wilayahnya di Blok Cicuraheum tengah memasuki tanam padi huma setelah adanya curah hujan itu.
Padi huma itu dengan masa panen selama enam bulan ke depan atau April 2024.
"Kami bercocok tanam padi huma tanpa pupuk kimia, namun menggunakan pupuk organik dari sisa pembakaran sampah," kata Santa.
Tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan berdasarkan kalender adat memasuki musim tanam padi huma, sehingga seluruh petani Badui dapat melakukan tanam, terlebih beberapa hari terakhir curah hujan melanda di daerah itu.
Penduduk Badui sendiri 13.600 jiwa atau 7.000 KK tersebar di 68 perkampungan dapat melakukan tanam serentak Oktober 2023.
Penduduk Badui sendiri 13.600 jiwa atau 7.000 KK tersebar di 68 perkampungan dapat melakukan tanam serentak Oktober 2023.
"Kami berharap tanaman padi huma tumbuh subur dan menghasilkan panen melimpah," katanya.