Pontianak (Antaranews Kalbar) - Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Rabu, mendeklarasikan menolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA untuk Pilkada Kalbar 2018 yang berintegritas.
Ketua Bawaslu Kalbar, Ruhermansyah di Pontianak, mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama mengawal demokrasi yang demokratis, karena politik uang dapat menciderai demokrasi, dan begitu juga politisasi SARA akan menjadikan masyarakat terpecah belah.
Deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA Pilkada Kalbar 2018, Berintegritas, dibacakan, ditandatangani, serta penempelan tapak tangan di kanvas, oleh ketiga pasangan peserta Pilgub Kalbar, yang telah disediakan oleh Bawaslu Kalbar.
"Indeks kerawanan politik uang dan SARA di Kalbar, menurut Bawaslu RI, Kalbar masuk ketujuh tingkat kerawanan, sehingga upaya pencegahannya yang kami lakukan, yakni salah satunya dengan deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA Pilkada Kalbar 2018, berintegritas," ungkapnya.
Ruhermansyah bersyukur dari beberapa kali penyelenggaraan Pilkada di Kalbar, dan kabupaten kota lainnya, dapat terselenggara dengan baik, tentunya semua pihak diharapkan bisa menjaga dengan baik.
"Tugas kami adalah untuk mencegah upaya pelanggaran dan sengketa, dan pencegahan politik uang tersebut," katanya.
Ia berharap, apa yang dilakukan ini dapat bermanfaat dan bersatu serta bersinergisitas dengan Polda yang sudah membentuk satgas khusus dalam pengamanan Pilkada serentak di Kalbar.
"Kami juga mohon doa dan dukungan semua pihak dalam rangka mengawal Pilkada secara demokratis dan berintegritas," katanya.
Ada lima poin deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA untuk Pilkada 2018, berintegritas, yakni mengawal pemilihan Pilgub dan Pilwako 2018, dari politik uang dan politisasi SARA karena merupakan ancaman besar bagi demokrasi dan kedaulatan rakyat.
Kemudian, tidak menggunakan politik uang dan SARA sebagai cara mempengaruhi pilihan pemilih karena menciderai integritas penyelenggara Pilkada.
Mengajak pemilih untuk menentukan pilihannya secara cerdas berdasarkan visi, misi dan program kerja, bukan karena politik uang dan SARA.
Mendukung pengawasan dan penanganan pelanggaran terhadap politik uang dan politisasi SARA yang dilakukan oleh pengawas pemilu.
Serta tidak akan melakukan intimidasi, ujaran kebencian, kekerasan atau aktivitas dalam bentuk apa pun yang dapat mengganggu proses penanganan pelanggaran politik uang dan SARA.
Pilgub Kalbar 2018, diikuti oleh tiga peserta, yakni Milton Crosby dan Boyman Harun nomor urut satu; kemudian Karolin Margret Natasa dan Suryadman Gidot nomor urut dua; serta Sutarmidji dan Ria Norsan nomor urut tiga.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Ketua Bawaslu Kalbar, Ruhermansyah di Pontianak, mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama mengawal demokrasi yang demokratis, karena politik uang dapat menciderai demokrasi, dan begitu juga politisasi SARA akan menjadikan masyarakat terpecah belah.
Deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA Pilkada Kalbar 2018, Berintegritas, dibacakan, ditandatangani, serta penempelan tapak tangan di kanvas, oleh ketiga pasangan peserta Pilgub Kalbar, yang telah disediakan oleh Bawaslu Kalbar.
"Indeks kerawanan politik uang dan SARA di Kalbar, menurut Bawaslu RI, Kalbar masuk ketujuh tingkat kerawanan, sehingga upaya pencegahannya yang kami lakukan, yakni salah satunya dengan deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA Pilkada Kalbar 2018, berintegritas," ungkapnya.
Ruhermansyah bersyukur dari beberapa kali penyelenggaraan Pilkada di Kalbar, dan kabupaten kota lainnya, dapat terselenggara dengan baik, tentunya semua pihak diharapkan bisa menjaga dengan baik.
"Tugas kami adalah untuk mencegah upaya pelanggaran dan sengketa, dan pencegahan politik uang tersebut," katanya.
Ia berharap, apa yang dilakukan ini dapat bermanfaat dan bersatu serta bersinergisitas dengan Polda yang sudah membentuk satgas khusus dalam pengamanan Pilkada serentak di Kalbar.
"Kami juga mohon doa dan dukungan semua pihak dalam rangka mengawal Pilkada secara demokratis dan berintegritas," katanya.
Ada lima poin deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA untuk Pilkada 2018, berintegritas, yakni mengawal pemilihan Pilgub dan Pilwako 2018, dari politik uang dan politisasi SARA karena merupakan ancaman besar bagi demokrasi dan kedaulatan rakyat.
Kemudian, tidak menggunakan politik uang dan SARA sebagai cara mempengaruhi pilihan pemilih karena menciderai integritas penyelenggara Pilkada.
Mengajak pemilih untuk menentukan pilihannya secara cerdas berdasarkan visi, misi dan program kerja, bukan karena politik uang dan SARA.
Mendukung pengawasan dan penanganan pelanggaran terhadap politik uang dan politisasi SARA yang dilakukan oleh pengawas pemilu.
Serta tidak akan melakukan intimidasi, ujaran kebencian, kekerasan atau aktivitas dalam bentuk apa pun yang dapat mengganggu proses penanganan pelanggaran politik uang dan SARA.
Pilgub Kalbar 2018, diikuti oleh tiga peserta, yakni Milton Crosby dan Boyman Harun nomor urut satu; kemudian Karolin Margret Natasa dan Suryadman Gidot nomor urut dua; serta Sutarmidji dan Ria Norsan nomor urut tiga.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018