Pontianak (Antaranews Kalbar) - Dalam sepekan ke depan beberapa wilayah hulu Kalimantan Barat masih berpotensi turun hujan sedang, dan sebagian wilayah lainnya juga berpotensi muncul titik api.
Demikian hasil perkiraan dari Stasiun Klimatologi BMKG Mempawah.
"Pantauan kondisi iklim selama lima hari ke depannya di Kalbar, tercatat arah angin sebagian besar dari arah barat dan barat laut. Kecepatan angin terbesar adalah 31 km/jam," kata Kepala Kantor Stasiun Klimatologi BMKG Mempawah, Wandayantolis saat dihubungi di Mempawah, Sabtu.
Ia menjelaskan, suhu udara tertinggi saat ini berkisar 34,4 derajat selsius, dan suhu udara terendah sekitar 19,8 derajat selsius, sehingga cuaca di Kalbar umumnya sangat panas.
Kemudian kelembapan udara tertinggi adalah 98 persen, dan kelembapan udara terendah adalah 45 persen. Untuk curah hujan harian berkisar antara 0-12 mm/hari, sedangkan jeda hujan yang terjadi beberapa hari terakhir di sebagian besar wilayah Kalbar dipengaruhi adanya daerah tekanan rendah di sekitar utara pulau Kalimantan dan selatan pulau Jawa, katanya.
"Sehingga massa udara di wilayah Kalbar tertarik ke dua wilayah tersebut. Nilai OLR di sekitar wilayah Kalbar menunjukkan nilai positif, yang diasosiasikan dengan sedikit pertumbuhan awan," katanya.
Ia menambahkan, secara umum potensi curah hujan di wilayah Kalbar diperkirakan berkisar antara 10-50 mm selama lima hari ke depan, di mana wilayah pesisir diperkirakan terjadi curah hujan yang lebih rendah dibanding wilayah hulu.
"Pada tiga hari ke depannya diperkirakan masih terjadi jeda hujan di sebagian besar wilayah Kalbar. Namun, setelah itu terdapat potensi terjadi hujan di Kalbar terutama wilayah hulu," katanya.
Sedangkan suhu udara di wilayah Kalbar pada lima hari ke depan diperkirakan berkisar antara 23 hingga 31 derajat selsius. Di mana wilayah pesisir diperkirakan lebih panas dari biasanya, katanya.
Berdasarkan prospek iklim Pentad tersebut, BMKG Mempawah kembali mengimbau kepada warga untuk waspada terhadap dampak asap di sekitar wilayah terpantau titik api di Kalbar, akibat adanya jeda hujan tersebut.
"Selain itu, dengan adanya potensi hujan yang terjadi terutama di wilayah hulu Kalbar, diharapkan masyarakat tidak langsung menggunakan air hujan pertama turun untuk kegiatan konsumsi, karena jeda hujan yang berlangsung lama berpotensi meningkatkan kadar keasaman air hujan tersebut," kata Wandayantolis.
"Pantauan kondisi iklim selama lima hari ke depannya di Kalbar, tercatat arah angin sebagian besar dari arah barat dan barat laut. Kecepatan angin terbesar adalah 31 km/jam," kata Kepala Kantor Stasiun Klimatologi BMKG Mempawah, Wandayantolis saat dihubungi di Mempawah, Sabtu.
Ia menjelaskan, suhu udara tertinggi saat ini berkisar 34,4 derajat selsius, dan suhu udara terendah sekitar 19,8 derajat selsius, sehingga cuaca di Kalbar umumnya sangat panas.
Kemudian kelembapan udara tertinggi adalah 98 persen, dan kelembapan udara terendah adalah 45 persen. Untuk curah hujan harian berkisar antara 0-12 mm/hari, sedangkan jeda hujan yang terjadi beberapa hari terakhir di sebagian besar wilayah Kalbar dipengaruhi adanya daerah tekanan rendah di sekitar utara pulau Kalimantan dan selatan pulau Jawa, katanya.
"Sehingga massa udara di wilayah Kalbar tertarik ke dua wilayah tersebut. Nilai OLR di sekitar wilayah Kalbar menunjukkan nilai positif, yang diasosiasikan dengan sedikit pertumbuhan awan," katanya.
Ia menambahkan, secara umum potensi curah hujan di wilayah Kalbar diperkirakan berkisar antara 10-50 mm selama lima hari ke depan, di mana wilayah pesisir diperkirakan terjadi curah hujan yang lebih rendah dibanding wilayah hulu.
"Pada tiga hari ke depannya diperkirakan masih terjadi jeda hujan di sebagian besar wilayah Kalbar. Namun, setelah itu terdapat potensi terjadi hujan di Kalbar terutama wilayah hulu," katanya.
Sedangkan suhu udara di wilayah Kalbar pada lima hari ke depan diperkirakan berkisar antara 23 hingga 31 derajat selsius. Di mana wilayah pesisir diperkirakan lebih panas dari biasanya, katanya.
Berdasarkan prospek iklim Pentad tersebut, BMKG Mempawah kembali mengimbau kepada warga untuk waspada terhadap dampak asap di sekitar wilayah terpantau titik api di Kalbar, akibat adanya jeda hujan tersebut.
"Selain itu, dengan adanya potensi hujan yang terjadi terutama di wilayah hulu Kalbar, diharapkan masyarakat tidak langsung menggunakan air hujan pertama turun untuk kegiatan konsumsi, karena jeda hujan yang berlangsung lama berpotensi meningkatkan kadar keasaman air hujan tersebut," kata Wandayantolis.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018