Pontianak (ANTARA) - BMKG Wilayah Mempawah, Kalimantan Barat memprediksi hingga pertengahan Juli 2019 intensitas curah hujan di sebagian besar wilayah di provinsi itu menurun.
"Perlu diwaspadai dampak dari potensi adanya jeda hujan pada awal sampai pertengahan dasarian I Juli 2019. Masyarakat diimbau untuk waspada dalam mengantisipasi potensi munculnya titik panas," kata Kasi Observasi dan Informasi Staklim BMKG Mempawah, Ismaharto Adi, dihubungi dari Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan, secara umum curah hujan di wilayah Kalbar dalam sepuluh hari ke depannya berkisar antara 50-80 mm/dasarian, dengan curah hujan di wilayah hulu diperkirakan lebih tinggi dibanding curah hujan di wilayah pesisir.
Baca juga: BMKG tekankan pentingnya SLI sebagai edukasi bidang pertanian
Ismaharto menambahkan, secara umum terpantau cuaca dalam kategori hujan sangat pendek, yakni berkisar satu hingga lima hari, sementara hari tanpa hujan masuk kategori panjang, yakni sekitar 21-30 hari yang terjadi di wilayah Kabupaten Bengkayang dan wilayah Sungai Duri.
"Tetapi secara umum, masih dikategorikan musim hujan," ujarnya.
Sementara itu, data dari BMKG Stasiun Meterologi Kelas I Supadio Pontianak, wilayah yang berpotensi hujan lebat, tanggal 4 Juli 2019, yakni Kabupaten Melawi dan Kapuas Hulu.
Baca juga: Kalbar berpotensi hujan
Untuk, titik panas atau hot spot, tanggal 2 Juli 2019 terpantau satu titik panas, yakni di Kabupaten Sintang, sementara di kabupaten/kota lainnya tidak terpantau.
Dalam pantauan di lapangan, sepekan terakhir Kota Pontianak dan sekitarnya sudah tidak terjadi hujan, sehingga cuacanya cukup panas.
BMKG Mempawah prediksi curah hujan di Kalbar menurun
Rabu, 3 Juli 2019 11:34 WIB