Pontianak (Antaranews Kalbar) - Sebanyak 28 Kepala Keluarga (KK) di Desa Sahan Bengkayang, Kalimantan Barat menerima program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya atau BSPS dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Per KK menerima 12 jenis bahan kebutuhan untuk pembangunan rumah," ujar Kepala Bidang Perumahan Rakyat Dinas Perumahan Rakyat Permukiman dan Lingkungan Hidup, Yustina Ita Wurini saat dihubungi di Bengkayang, Jumat.
Menurutnya, rincian barang bantuan tersebut di antaranya semen, batako, pasir, pasir campuran batu, besi ukuran 6 mm dan ukuran 8 mm, kayu, seng gelombang , paku campu dan lainnya.
"Bantuan yang ada tersebut dengan total senilai Rp16,450.000 ," kata dia.
Terkait keluhan penerima bantuan jika harga yang diterima warga untuk bahan bangunan mahal menurutnya tidak benar. Sebab, harga yang tertera di data warga belum ada tanda tangan dinas.
"Data yang ada itu masih diragukan dan perlu dicek ulang. Sehingga masyarakat jangan percaya dulu," kata dia.
Sementara itu, Ketua Kelompok Penerima Bantuan, Mardani terkait bantuan mengatakan tidak ada ongkos untuk tukang. Dengan hal itu menurutnya hingga saat ini baru ada tiga buah rumah saja dari total yang ada.
"Kalau tidak ada ongkos tukang bagaimana bangunan ini bisa berdiri. Ia berharap hal itu bisa menjadi perhatian" jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Per KK menerima 12 jenis bahan kebutuhan untuk pembangunan rumah," ujar Kepala Bidang Perumahan Rakyat Dinas Perumahan Rakyat Permukiman dan Lingkungan Hidup, Yustina Ita Wurini saat dihubungi di Bengkayang, Jumat.
Menurutnya, rincian barang bantuan tersebut di antaranya semen, batako, pasir, pasir campuran batu, besi ukuran 6 mm dan ukuran 8 mm, kayu, seng gelombang , paku campu dan lainnya.
"Bantuan yang ada tersebut dengan total senilai Rp16,450.000 ," kata dia.
Terkait keluhan penerima bantuan jika harga yang diterima warga untuk bahan bangunan mahal menurutnya tidak benar. Sebab, harga yang tertera di data warga belum ada tanda tangan dinas.
"Data yang ada itu masih diragukan dan perlu dicek ulang. Sehingga masyarakat jangan percaya dulu," kata dia.
Sementara itu, Ketua Kelompok Penerima Bantuan, Mardani terkait bantuan mengatakan tidak ada ongkos untuk tukang. Dengan hal itu menurutnya hingga saat ini baru ada tiga buah rumah saja dari total yang ada.
"Kalau tidak ada ongkos tukang bagaimana bangunan ini bisa berdiri. Ia berharap hal itu bisa menjadi perhatian" jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018