Sanggau (Antaranews Kalbar) - Pj Bupati Sanggau Moses Tabah mengatakan kebhinekaan di Kabupaten Sanggau harus terus dipertahankan dan dipupuk agar semakin maju.
"Tetap mempertahankan keberagaman dan kebersamaan di Kabupaten Sanggau," kata Moses Tabah.
Misalnya saat perayaan Cap Go Meh beberapa waktu lalu. Ribuan orang tumpah ruah di halaman Pekong Tri Dharma, Kota Sanggau menyaksikan perayaan Cap Go Meh, yang dimeriahkan dengan karnaval budaya dan atraksi Tatung, pada Jumat (2/3).
Karnaval budaya dimeriahkan dengan atraksi tatung dan barongsai yang dilepas Moses Tabah didampingi Kapolres Sanggau AKBP Rachmat Kurniawan, Dandim 1204 Sanggau Letkol Inf Herry Purwanto serta berbagai unsur lainnya.
Karnaval budaya dan atraksi tatung ini dimulai pukul 15.30 WIB. Berbagai etnis dan lintas agama ikut memeriahkan perayaan Cap Go Meh 2569 tahun 2018 ini. Rangkaian karnaval budaya ini dengan pengawalan ketat petugas Polri/TNI dan Satpol PP dan berbagai unsur lainnya.
Masyarakat Kota Sanggau terlihat memenuhi sepanjang jalan yang dilalui peserta karnaval ini, sembari ingin melihat atraksi tatung. Moses Tabah menambahkan perayaan Cap Go Meh tahun 2018 ini merupakan simbol keberagaman di Kalbar, khususnya di Kabupaten Sanggau. Sebab, kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh etnis Tionghoa saja akan tetapi lintas agama dan budaya.
Ditambahkan, perayaan Cap Go Meh menjadi program simultan pemerintah daerah mulai tahun 2016 lalu.
Program ini diprogramkan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga dukungan dana juga tersedia. Perayaan Cap Go Meh ini dapat diselenggarakan setiap tahun atas keinginan masyarakat Tionghoa untuk melestarikan budayanya, bukan hanya karena dorongan dan keinginan pemerintah.
"Siapa lagi yang mau melestarikan budayanya, kalau bukan etnis itu sendiri. Pemerintah hanya sekedar mendorong sehingga tetap berkesinambungan. Pemerintah akan terus mengembangkan budaya yang ada karena membangun budaya berarti membangun manusia yang bermoral, berahlak dan bermartabat," pungkasnya.
Sementara, ketua panitia pelaksana Akhian mengatakan tradisi Cap Go Meh adalah serangkaian acara penutupan perayaan Imlek sebagai ungkapan rasa syukur warga Tionghoa atas rejeki, kesehatan yang telah diterima pada tahun yang sudah lalu.
"Kegiatan ini, merupakan upaya untuk melestarikan budaya Tionghoa. Dan menggali sejarah yang telah dilaksanakan bertahun-tahun yang lalu," ujar dia.
Diakhir rangkaian seremoni, para tatung melaksanakan atraksinya didepan para unsur forkopimda Sanggau disaksikan ribuan warga yang datang dari berbagai antero Kota Sanggau. Rangkaian kegiatan Cap Go Meh ini dimeriahkan dengan pentas hiburan rakyat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Tetap mempertahankan keberagaman dan kebersamaan di Kabupaten Sanggau," kata Moses Tabah.
Misalnya saat perayaan Cap Go Meh beberapa waktu lalu. Ribuan orang tumpah ruah di halaman Pekong Tri Dharma, Kota Sanggau menyaksikan perayaan Cap Go Meh, yang dimeriahkan dengan karnaval budaya dan atraksi Tatung, pada Jumat (2/3).
Karnaval budaya dimeriahkan dengan atraksi tatung dan barongsai yang dilepas Moses Tabah didampingi Kapolres Sanggau AKBP Rachmat Kurniawan, Dandim 1204 Sanggau Letkol Inf Herry Purwanto serta berbagai unsur lainnya.
Karnaval budaya dan atraksi tatung ini dimulai pukul 15.30 WIB. Berbagai etnis dan lintas agama ikut memeriahkan perayaan Cap Go Meh 2569 tahun 2018 ini. Rangkaian karnaval budaya ini dengan pengawalan ketat petugas Polri/TNI dan Satpol PP dan berbagai unsur lainnya.
Masyarakat Kota Sanggau terlihat memenuhi sepanjang jalan yang dilalui peserta karnaval ini, sembari ingin melihat atraksi tatung. Moses Tabah menambahkan perayaan Cap Go Meh tahun 2018 ini merupakan simbol keberagaman di Kalbar, khususnya di Kabupaten Sanggau. Sebab, kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh etnis Tionghoa saja akan tetapi lintas agama dan budaya.
Ditambahkan, perayaan Cap Go Meh menjadi program simultan pemerintah daerah mulai tahun 2016 lalu.
Program ini diprogramkan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga dukungan dana juga tersedia. Perayaan Cap Go Meh ini dapat diselenggarakan setiap tahun atas keinginan masyarakat Tionghoa untuk melestarikan budayanya, bukan hanya karena dorongan dan keinginan pemerintah.
"Siapa lagi yang mau melestarikan budayanya, kalau bukan etnis itu sendiri. Pemerintah hanya sekedar mendorong sehingga tetap berkesinambungan. Pemerintah akan terus mengembangkan budaya yang ada karena membangun budaya berarti membangun manusia yang bermoral, berahlak dan bermartabat," pungkasnya.
Sementara, ketua panitia pelaksana Akhian mengatakan tradisi Cap Go Meh adalah serangkaian acara penutupan perayaan Imlek sebagai ungkapan rasa syukur warga Tionghoa atas rejeki, kesehatan yang telah diterima pada tahun yang sudah lalu.
"Kegiatan ini, merupakan upaya untuk melestarikan budaya Tionghoa. Dan menggali sejarah yang telah dilaksanakan bertahun-tahun yang lalu," ujar dia.
Diakhir rangkaian seremoni, para tatung melaksanakan atraksinya didepan para unsur forkopimda Sanggau disaksikan ribuan warga yang datang dari berbagai antero Kota Sanggau. Rangkaian kegiatan Cap Go Meh ini dimeriahkan dengan pentas hiburan rakyat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018