Pontianak (Antaranews Kalbar) - Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri Sambas (BEM Poltesa) bersama masyarakat mendeklarasikan bersama menjaga pantai di Dusun Laut, Desa Matang Danau sebagai satu di antara obyek wisata pantai di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
"Inti dari deklarasi kita adalah jagalah pantai kita, agar menjadi obyek wisata. Deklarasi dilakukan karena melihat beberapa laporan dari masyarakat sekitar tentang keadaan pantai yang sudah hampir habis ditelan abrasi pantai," ujar Presiden BEM Poltesa, Fahmi saat dihubungi di Sambas, Senin.
Fahmi menambahkan dengan adanya deklarasi pantai tersebut dapat menjadi sebuah gerakan awal masyarakat sekitar dapat menjaga pantai
"Kami berharap dengan deklarasi ini dapat menjadi sebuah gerakan awal agar masyarakat sekitar sadar bahwa betapa penting untuk menjaga pantai", papar dia.
Pahmi mengatakan bahwa dirinya miris dan kecewa melihat bagaimana di pantai tersebut yang sudah hampir habis ditelan abrasi, namun masih ada masyarakat yang melakukan galian pasir ilegal.
"Saya juga mendengar laporan dari beberapa warga, bahwa masih ada warga sekitar yang melakukan galian pasir ilegal dengan kondisi pantai yang saya pikir sudah hampir habis tentu hal ini sangat miris sekali," kata dia.
Ia berharap agar pemerintah daerah Kabupaten Sambas agar cepat dan tegas dalam menangani hal tersebut.
"Kami minta pemerintah daerah dapat segera menyelesaikan permasalahan daerah pesisir Sambas yang memang banyak terkena abrasi. Pemerintah bisa memasang alat pemecah ombak mengingat jika tidak di atasi ini maka akan menghabiskan tempat warga sekitar ," jelas dia.
Dikatakan dia pemerintah daerah juga harus melihat potensi daerah di Sambas yang satu di antaranya adalah daerah pesisir agar menata daerah-daerah tersebut untuk di jadikan ikon wisata di Sambas.
Dalam delarasi tersebut dihadiri oleh Remaja Mesjid Al-Muhtadi Dusun Mariana, Kepala Dusun Pantai Laut, Babin Kantibmas Desa Matang Danau dan masyarakat Dusun Pantai Laut, Desa Matang Danau. Di akhir kegiatan deklarasi BEM Poltesa melaksanakan bersih-bersih pantai sebagai wujud kepedulian terhadap area pantai.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Inti dari deklarasi kita adalah jagalah pantai kita, agar menjadi obyek wisata. Deklarasi dilakukan karena melihat beberapa laporan dari masyarakat sekitar tentang keadaan pantai yang sudah hampir habis ditelan abrasi pantai," ujar Presiden BEM Poltesa, Fahmi saat dihubungi di Sambas, Senin.
Fahmi menambahkan dengan adanya deklarasi pantai tersebut dapat menjadi sebuah gerakan awal masyarakat sekitar dapat menjaga pantai
"Kami berharap dengan deklarasi ini dapat menjadi sebuah gerakan awal agar masyarakat sekitar sadar bahwa betapa penting untuk menjaga pantai", papar dia.
Pahmi mengatakan bahwa dirinya miris dan kecewa melihat bagaimana di pantai tersebut yang sudah hampir habis ditelan abrasi, namun masih ada masyarakat yang melakukan galian pasir ilegal.
"Saya juga mendengar laporan dari beberapa warga, bahwa masih ada warga sekitar yang melakukan galian pasir ilegal dengan kondisi pantai yang saya pikir sudah hampir habis tentu hal ini sangat miris sekali," kata dia.
Ia berharap agar pemerintah daerah Kabupaten Sambas agar cepat dan tegas dalam menangani hal tersebut.
"Kami minta pemerintah daerah dapat segera menyelesaikan permasalahan daerah pesisir Sambas yang memang banyak terkena abrasi. Pemerintah bisa memasang alat pemecah ombak mengingat jika tidak di atasi ini maka akan menghabiskan tempat warga sekitar ," jelas dia.
Dikatakan dia pemerintah daerah juga harus melihat potensi daerah di Sambas yang satu di antaranya adalah daerah pesisir agar menata daerah-daerah tersebut untuk di jadikan ikon wisata di Sambas.
Dalam delarasi tersebut dihadiri oleh Remaja Mesjid Al-Muhtadi Dusun Mariana, Kepala Dusun Pantai Laut, Babin Kantibmas Desa Matang Danau dan masyarakat Dusun Pantai Laut, Desa Matang Danau. Di akhir kegiatan deklarasi BEM Poltesa melaksanakan bersih-bersih pantai sebagai wujud kepedulian terhadap area pantai.
Editor : Andilala
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018