Sintang (Antaranews Kalbar) - Jumlah kasus DBD yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang sampai 10 Mei mencapai 117 kejadian.
Meski jumlah ini masih dikategorikan belum mengkhawatirkan, namun Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh meminta masyarakat waspada DBD. Alasannya, dalam seminggu ini, Sintang selalu diguyur hujan.
"Biasanya jika hujan turun terus menerus, kasus DBD akan meningkat," katanya.
Saat ini, Kecamatan Sintang masih tercatat sebagai daerah terbanyak kasus DBD-nya. Total DBD di Kecamatan Sintang mencapai 49 kasus, disusul Kecamatan Sepauk dengan 11 kasus.
"Penyebaran kasus DBD sudah terjadi di semua kecamatan di Kabupaten Sintang," kata Sinto.
Dokter umum ini meminta masyarakat untuk selalu memperhatikan kebersihan lingkungan rumahnya. Terutama tempat-tempat penampungan air agar jentik nyamuk aedes aegypti tidak berkembang biak.
Dikatakan Sinto, dibandingkan pada Mei 2017, jumlah kasus DBD pada Mei tahun ini lebih rendah. Tahun lalu, di Bulan Mei, jumlah DBD sudah mencapai 200 an kasus.
"Masyarakat yang membutuhkan abate silahkan mengambilnya di puskesmas terdekat. Stok abate cukup di semua puskesmas," kata Sinto.
Sinto menyatakan masyarakat yang meminta abate ke puskesmas, di setiap puskesmas disediakan abate secara gratis bagi masyarakat. Bahkan stok abate saat ini masih cukup banyak.
Bupati Sintang Jarot Winarno juga mengimbau seluruh masyarakat Kabupaten Sintang, untuk waspada dan mencegah kasus DBD agar tidak semakin meningkat dan menelan korban jiwa.
"Kasus DBD itu tidak bisa dianggap remeh, karena seringkali menimbulkan korban jiwa. Masyarakat harus terapkan pola hidup sehat," kata Jarot di Sintang.
Dikatakan Jarot, pihaknya sudah memerintahkan seluruh puskesmas agar cepat dan tanggap terhadap penyebaran kasus DBD hingga ke desa-desa.
Bahkan kata Jarot, fasilitas kesehatan sudah siap dalam hal obat-obatan dan tenaga medis. RSUD pun sudah siap dalam penanganan kasus DBD.
"Seluruh puskesmas harus siaga untuk mencegah penyebaran DBD. Lakukan fogging dan bagikan abate," tegas Jarot.
Dirinya juga meminta Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Sintang melalui puskesmas harus terus memaksimalkan peran petugas kesehatan.
"Masyarakat juga harus menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan masing -masing, jadi semua harus berperan serta," tutur Jarot.
Anggota DPRD Sintang, Anton juga mengajak masyarakat untuk mewaspadai penyebaran kasus DBD.
Ia meminta, Pemkab Sintang melakukan langkah efektif agar DBD tidak menyebar luas dan menelan korban jiwa lagi.
"Dinkes harus turun sosialisasi ke masyarakat tentang ciri-ciri penyakit DBD, sehingga masyarakat sadar dan cepat membawa berobat jika ada keluarganya terkena DBD," kata Anton.
Tidak hanya itu, Anton juga mengingatkan jangan sampai terlambat dalam memberikan pertolongan pada penderita DBD.
Menurut Anton, meningkatnya kasus DBD di Kecamatan Sintang menunjukkan kurangnya kepedulian masyarakat dalam menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Saya berharap masyarakat bisa saling peduli dengan lingkungan dan bisa menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari," harapnya.
Dia meminta RT dapat mengajak masyarakat untuk lebih menerapkan PHBS pada lingkungan sekitar, misalnya mengajak masyarakat sekitar tempat tinggal untuk bergotong royong membersihkan lingkungan.
"Jika ada waktu luang, lakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal agar tak ada tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak," sarannya.
Baca juga: Seorang bocah di Sintang meninggal karena DBD
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Meski jumlah ini masih dikategorikan belum mengkhawatirkan, namun Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh meminta masyarakat waspada DBD. Alasannya, dalam seminggu ini, Sintang selalu diguyur hujan.
"Biasanya jika hujan turun terus menerus, kasus DBD akan meningkat," katanya.
Saat ini, Kecamatan Sintang masih tercatat sebagai daerah terbanyak kasus DBD-nya. Total DBD di Kecamatan Sintang mencapai 49 kasus, disusul Kecamatan Sepauk dengan 11 kasus.
"Penyebaran kasus DBD sudah terjadi di semua kecamatan di Kabupaten Sintang," kata Sinto.
Dokter umum ini meminta masyarakat untuk selalu memperhatikan kebersihan lingkungan rumahnya. Terutama tempat-tempat penampungan air agar jentik nyamuk aedes aegypti tidak berkembang biak.
Dikatakan Sinto, dibandingkan pada Mei 2017, jumlah kasus DBD pada Mei tahun ini lebih rendah. Tahun lalu, di Bulan Mei, jumlah DBD sudah mencapai 200 an kasus.
"Masyarakat yang membutuhkan abate silahkan mengambilnya di puskesmas terdekat. Stok abate cukup di semua puskesmas," kata Sinto.
Sinto menyatakan masyarakat yang meminta abate ke puskesmas, di setiap puskesmas disediakan abate secara gratis bagi masyarakat. Bahkan stok abate saat ini masih cukup banyak.
Bupati Sintang Jarot Winarno juga mengimbau seluruh masyarakat Kabupaten Sintang, untuk waspada dan mencegah kasus DBD agar tidak semakin meningkat dan menelan korban jiwa.
"Kasus DBD itu tidak bisa dianggap remeh, karena seringkali menimbulkan korban jiwa. Masyarakat harus terapkan pola hidup sehat," kata Jarot di Sintang.
Dikatakan Jarot, pihaknya sudah memerintahkan seluruh puskesmas agar cepat dan tanggap terhadap penyebaran kasus DBD hingga ke desa-desa.
Bahkan kata Jarot, fasilitas kesehatan sudah siap dalam hal obat-obatan dan tenaga medis. RSUD pun sudah siap dalam penanganan kasus DBD.
"Seluruh puskesmas harus siaga untuk mencegah penyebaran DBD. Lakukan fogging dan bagikan abate," tegas Jarot.
Dirinya juga meminta Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Sintang melalui puskesmas harus terus memaksimalkan peran petugas kesehatan.
"Masyarakat juga harus menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan masing -masing, jadi semua harus berperan serta," tutur Jarot.
Anggota DPRD Sintang, Anton juga mengajak masyarakat untuk mewaspadai penyebaran kasus DBD.
Ia meminta, Pemkab Sintang melakukan langkah efektif agar DBD tidak menyebar luas dan menelan korban jiwa lagi.
"Dinkes harus turun sosialisasi ke masyarakat tentang ciri-ciri penyakit DBD, sehingga masyarakat sadar dan cepat membawa berobat jika ada keluarganya terkena DBD," kata Anton.
Tidak hanya itu, Anton juga mengingatkan jangan sampai terlambat dalam memberikan pertolongan pada penderita DBD.
Menurut Anton, meningkatnya kasus DBD di Kecamatan Sintang menunjukkan kurangnya kepedulian masyarakat dalam menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Saya berharap masyarakat bisa saling peduli dengan lingkungan dan bisa menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari," harapnya.
Dia meminta RT dapat mengajak masyarakat untuk lebih menerapkan PHBS pada lingkungan sekitar, misalnya mengajak masyarakat sekitar tempat tinggal untuk bergotong royong membersihkan lingkungan.
"Jika ada waktu luang, lakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal agar tak ada tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak," sarannya.
Baca juga: Seorang bocah di Sintang meninggal karena DBD
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018