Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kapolda Kalbar Irjen Didi Haryono mengajak masyarakat Kalbar agar lebih bijak dalam bermedia sosial dan tidak mengirim kembali informasi yang berisi provokasi atau lainnya.
"Apalagi dalam aturan sudah jelas bahwa dalam bermedsos atau media tidak boleh memuat yang bersifat ujaran kebencian dan dapat menciptakan gangguan SARA (suku, agama, ras, dan antargo," kata Didi Haryono, di Pontianak, Selasa.
Ia mengajak kepada masyarakat untuk hidup bersama-sama, saling bertoleransi, saling harga-menghargai, tolong menolong, dan sebagainya.
"Saat ini, kami sedang memproses yang sedang melakukan pelanggaran tentang ITE, sehingga masyarakat kami imbau agar bijak dalam bermedsos dan lain sebagainya," kata Didi.
Sebelumnya, Kapolda Kalbar juga mengajak semua pihak termasuk awak media agar menjadi "mesin pendingin" dan jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang isinya memprovokasi.
Baca juga: Kapolda Kalbar ajak semua pihak jadi "mesin pendingin"
"Tolong para teman-teman media agar menyampaikan hal-hal fakta, sehingga bisa menjadi mesin pendingin dalam memberikan informasi-informasi yang faktual," ujarnya pula.
Menurut dia, kejadian di Ngabang, Kabupaten Landak sudah selesai dan semuanya sudah berjalan dengan normal.
"Bahkan secara kearifan lokal sudah dilakukan upacara adat tolak bala atau tepung tawar, sehingga semuanya sudah berjalan normal seperti-hari-hari biasanya," ujar dia.
Ia bersama bersama Pangdam XII Tanjungpura dan Kabinda Kalbar juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah bekerjasama dalam menciptakan situasi yang kondusif di Kalbar.
Polda Kalbar telah melibatkan kekuatan pengamanan dari unsur Polri sebanyak 4.337 personel, dan dari unsur TNI sebanyak 1.500 personel, serta dari unsur linmas sebanyak 23.332 personel yang tersebar di 11.658 TPS.
Peserta Pilkada Gubernur Kalbar ada tiga pasangan calon, yakni cagub Kalbar nomor urut satu Milton-Boyman Harun, kemudian nomor urut dua Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot, dan nomor urut tiga Sutarmidji dan Ria Norsan.***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Apalagi dalam aturan sudah jelas bahwa dalam bermedsos atau media tidak boleh memuat yang bersifat ujaran kebencian dan dapat menciptakan gangguan SARA (suku, agama, ras, dan antargo," kata Didi Haryono, di Pontianak, Selasa.
Ia mengajak kepada masyarakat untuk hidup bersama-sama, saling bertoleransi, saling harga-menghargai, tolong menolong, dan sebagainya.
"Saat ini, kami sedang memproses yang sedang melakukan pelanggaran tentang ITE, sehingga masyarakat kami imbau agar bijak dalam bermedsos dan lain sebagainya," kata Didi.
Sebelumnya, Kapolda Kalbar juga mengajak semua pihak termasuk awak media agar menjadi "mesin pendingin" dan jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang isinya memprovokasi.
Baca juga: Kapolda Kalbar ajak semua pihak jadi "mesin pendingin"
"Tolong para teman-teman media agar menyampaikan hal-hal fakta, sehingga bisa menjadi mesin pendingin dalam memberikan informasi-informasi yang faktual," ujarnya pula.
Menurut dia, kejadian di Ngabang, Kabupaten Landak sudah selesai dan semuanya sudah berjalan dengan normal.
"Bahkan secara kearifan lokal sudah dilakukan upacara adat tolak bala atau tepung tawar, sehingga semuanya sudah berjalan normal seperti-hari-hari biasanya," ujar dia.
Ia bersama bersama Pangdam XII Tanjungpura dan Kabinda Kalbar juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah bekerjasama dalam menciptakan situasi yang kondusif di Kalbar.
Polda Kalbar telah melibatkan kekuatan pengamanan dari unsur Polri sebanyak 4.337 personel, dan dari unsur TNI sebanyak 1.500 personel, serta dari unsur linmas sebanyak 23.332 personel yang tersebar di 11.658 TPS.
Peserta Pilkada Gubernur Kalbar ada tiga pasangan calon, yakni cagub Kalbar nomor urut satu Milton-Boyman Harun, kemudian nomor urut dua Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot, dan nomor urut tiga Sutarmidji dan Ria Norsan.***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018