Pontianak (Antaranews Kalbar) - Anggota Komisi XI DPR RI asal Dapil Kalbar, Michael Jeno mendorong percepatan pembangunan pelabuhan internasional yang berlokasi di Kijing, Kabupaten Mempawah karena menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi Kalbar.
Kita tahu selama ini untuk CPO atau sawit dari Kalbar tidak melalui pelabuhan Kalbar. Sebab kendalanya adalah kita belum ada pelabuhan. Sehingga untuk ekspornya masih dari luar, maka dari itu kita terus dorong percepatan pembangunannya, ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Jeno menghitung dari segi keuntunganya sendiri bisa mencapai triliunan Rupiah apabila ekspor CPO atau sawit dilakukan di pelabuhan Kalbar.
"Hal ini juga dikarenakan biaya pajaknya yang masuk ke kawasan pelabuhan internasional. Jadi pelabuhan ini penting," kata dia.
Terkait pengembangan sawit, menurut dia, Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit sangat penting sebagai upaya mendorong perkembangan kelapa sawit mandiri atau perkebunan rakyat.
"Melalui badan tersebut dana yang dikelolah digunakan untuk ?peremajaan tanaman (replanting), kemudian penanaman pada kebun rakyat atau plasma yang belum sempat ?ditanam di kebun inti. Dana yang dikelola diharapkan pengembangan kelapa sawit bisa lebih bergairah dan dapat dimanfaatkann oleh masyarakat dengan sebaik mungkin," harpanya.
Untuk memperkuat pembentukan badan tersebut pihaknya juga tengah membentuk panitia kerja (Panja) untuk melihat dan mengevaluasi.
Ini dimaksudkan agar dana yang tersalurkan untuk pengembangan kelapa sawit dapat kembali ke fungsinya. Kita juga mendorong kelapa sawit mandiri, tidak hanya sawit yang dimiliki oleh korporasi atau perusahaan, " kata dia.
Dengan dibentuknya Panja diharapkan dapat memaksimalkan fungsi dari kelapa sawit itu sendiri dan lebih berkembang hingga dapat meningkatkann pertumbuhan ekonomi rakyat.
Utamanya sawit mandiri atau perkebunan rakyat yang kita harapkan pengembangannya, kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Kita tahu selama ini untuk CPO atau sawit dari Kalbar tidak melalui pelabuhan Kalbar. Sebab kendalanya adalah kita belum ada pelabuhan. Sehingga untuk ekspornya masih dari luar, maka dari itu kita terus dorong percepatan pembangunannya, ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Jeno menghitung dari segi keuntunganya sendiri bisa mencapai triliunan Rupiah apabila ekspor CPO atau sawit dilakukan di pelabuhan Kalbar.
"Hal ini juga dikarenakan biaya pajaknya yang masuk ke kawasan pelabuhan internasional. Jadi pelabuhan ini penting," kata dia.
Terkait pengembangan sawit, menurut dia, Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit sangat penting sebagai upaya mendorong perkembangan kelapa sawit mandiri atau perkebunan rakyat.
"Melalui badan tersebut dana yang dikelolah digunakan untuk ?peremajaan tanaman (replanting), kemudian penanaman pada kebun rakyat atau plasma yang belum sempat ?ditanam di kebun inti. Dana yang dikelola diharapkan pengembangan kelapa sawit bisa lebih bergairah dan dapat dimanfaatkann oleh masyarakat dengan sebaik mungkin," harpanya.
Untuk memperkuat pembentukan badan tersebut pihaknya juga tengah membentuk panitia kerja (Panja) untuk melihat dan mengevaluasi.
Ini dimaksudkan agar dana yang tersalurkan untuk pengembangan kelapa sawit dapat kembali ke fungsinya. Kita juga mendorong kelapa sawit mandiri, tidak hanya sawit yang dimiliki oleh korporasi atau perusahaan, " kata dia.
Dengan dibentuknya Panja diharapkan dapat memaksimalkan fungsi dari kelapa sawit itu sendiri dan lebih berkembang hingga dapat meningkatkann pertumbuhan ekonomi rakyat.
Utamanya sawit mandiri atau perkebunan rakyat yang kita harapkan pengembangannya, kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018