Pontianak, 12/7 (Antara) - BMKG Mempawah memprediksi dalam sepekan ke depannya wilayah Provinsi Kalimantan Barat berpotensi terjadi hotspot atau titik panas, karena berkurangnya curah hujan.
      "Memasuki bulan Juli 2018, curah hujan di wilayah Kalimantan Barat berpotensi terjadi mulai dari rendah hingga menengah. Akumulasi curah hujan pada 10 hari terakhir di wilayah Kalbar pada umumnya terjadi peningkatan yang tidak signifikan," kata Kepala BMKG Mempawah, Wandayantolis saat dihubungi di Mempawah, Kamis.
        Sehingga, dia memprediksi pada 10 hari ke depannya, titik panas akan mulai muncul di wilayah Kalbar, bahkan berdasarkan pantauan sudah terdapat 28 lokasi titik panas (akumulasi 10 hari).
       Secara umum curah hujan di wilayah Kalbar pada 10 hari ke depan diperkirakan berkisar antara 30 – 100 mm/dasarian dan lebih rendah dari normalnya, katanya.
        "Massa udara bergerak dari tenggara-selatan yang mana bersifat kering dan lebih cepat dari biasanya, sehingga wilayah Kalbar bagian barat diperkirakan curah hujannya lebih rendah dibanding bagian hulu," ujarnya.
       Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan pada masyarakat agar waspada terhadap dampak pengurangan curah hujan berupa kemunculan titik panas dan peningkatan suhu udara.
       Kewaspadaan tersebut, dengan tidak membakar lahan atau lainnya, yang bisa berdampak pada kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap atau lainnya.
      Dari pantauan di lapangan, sudah sepekan ini wilayah Kalbar umumnya mulai memasuki musim panas, sehingga mulai terlihat asap.
***4***

Pewarta: Aries Zaldi dan Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018