Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat Nyarong mengatakan, meski saat ini di sejumlah wilayah Kalbar sudah terjadi hujan, namun pihaknya masih memantau ada dua titik api.

"Hingga saat ini titik panas masih terpantau di Kota Singkawang dan Kabupaten Mempawah. Di dua daerah ini titik api belum padam meskipun sudah dipadamkan menggunakan `bom air`," kata Nyarong di Pontianak, Senin.

Dia menjelaskan sepanjang April hingga September 2018, tercatat 3.000 hektare lebih lahan terbakar di beberaoa wilayah Kalbar.

Baca juga: Terpantau 887 titik panas di Kalbar
Baca juga: Jangan ego sektoral tangani karhutla

"Itu termasuk lahan gambut dan bukan lahan gambut," tuturnya.

Nyarong tak menampik curah hujan yang terjadi beberapa pekan terakhir ini ikut membantu memadamkan lahan yang terbakar. Terutama pada lahan-lahan gambut.

 Meski demikian, kerja sama semua pihak juga tidak bisa dianggap sepele. Semua pihak, ujar dia, bekerja keras memadamkan api saat terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"Sama-sama penanganannya, jika tidak ada hujan juga tidak bisa padam. Itu adalah siklus, musim kemarau, kemudian hujan. Kerja keras semua pihak juga patut diapresiasi," katanya.

Baca juga: Kembali terpantau sebanyak 887 hotspot di Kalbar

Dia menambahkan saat ini Kalbar sudah menetapkan status tanggap darurat dalam kasus kebakaran hutan dan lahan. Penetapan status ini ditandatangani Dodi Riyadmadji ketika masih menjabat sebagai Penjabat Gubernur Kalimantan Barat.

"Indikatornya meninggal dunia, dan anak sekolah di Pontianak, Kubu Raya dan Mempawah diliburkan," kata Nyarong.



 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018