Pontianak (Antaranews Kalbar) - Pejabat Fintech Office Kantor Pusat Bank Indonesia, Ronggo Gundala mengatakan berdasarkan sumber data dari Statistik bahwa rata - rata pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia pada tahun - tahun mendatang sebesar 18,5 persen.

"Saat ini Indoensia sudah merupakan negara dengan pertumbuhan e - commerce terbesar di ASEAN dan itu dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi," ujarnya saat menjadi narasumber di Penutupan Program Inkubator Bisnis Teknologi Finansial BI di Pontianak, Rabu.

Baca juga: Pemprov Kalbar didorong capai pertumbuhan ekonomi 6 persen

Ia menjelaskan berdasarkan MCkinsey 2016, ekonomi digital diproyeksikan menyumbang 150 milar dolar AS terhadap PDB Indonesia pada 2025 mendatang.

"Hal itu tentu tidak terlepas atau didorong oleh pengguna internet Indonesia. Diperkirakan angka pengguna internet di Indonesia tumbuh 19 persen antara 2015 - 2025. Pengunna telepon pintar di Indonesia sudah menyentuh di angka 55 juta atau tembus 22 persen dari jumlah populaso berdasarkan google dan Temasek, 2016," jelas dia.

Dikatakan hadirnya ekonomi digital menciptakan jenis pekerjaan baru. Perkembangan teknologi pada e- commerce yang berkaitan permintaan pelayanan dapat memudahkan manusia berinterkasi dan bertransaksi dalam merkeplace.

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Kalbar melambat

"Dengan peluang yang ada tersebut maka mendorong ekonomi digital melalui e-commerce tersbebut sangat penting. Dampaknya sangat luas bagi kemajuan ekonomi kita," jelas dia.

Ia menjelaskan BI sendiri dalam mendukung itu memperhatikannya dalam beberapa kebijakan di antaranya kebijakan moneter dan makroprudensial.

"BI memperkuat efektivitas kebijakan moneter dan makripudensial eksisting dalam merespon siklus bisnis dan siklus keuangan pada ekonomi digital," kata dia.

Lanjut dia, di kebijakan sistem pembayaran BI memperkuat kebijakan yang mendukung startegi nasional ekonomi dan keuangan digital.

Baca juga: Presiden Jokowi Ajak Facebook Dukung Ekonomi Digital

"Ekonomi digital dan pertumbuhan ekonomi serta memperkuat sistem keuangan untuk mempercepat keuangan dan pendalaman pasar keuagan BI lakukan," jelas dia.

Tak kalah penting menurutnya juga dilakukan kebijakan reformasi struktural. Dalam hal itu pegembangan inovasi instrumen baru kebijakan moneter dan makroprudensial dilakukan untuk mendukung stabilitas makroekonomi dan sisitem keungan serta pertumbuhan ekonomi pada era ekonomi digital.

"Juga dilakukan penguatan koordinasi dengan kebijakan reformasi struktural di sektor pasar rill untuk memeperkuat infstruktur pendukung ekonomi digital tersebut," jelas dia.


 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018