Pontianak  (Antaranews Kalbar) - Forum Ekonom Kementerian Keuangan Republik Indonesia menggelar seminar yang membahas perkembangan ekonomi dan APBN untuk pemerataan pembangunan yang dilaksanakan di Pontianak.

Seminar tersebut dibuka oleh Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji di Pontianak, Selasa.

Dalam sambutanya ia mengatakan bahwa pembangunan tidak terlepas dari perizinan dan lainnya. Ia mempunyai tekad membawa Provinsi Kalimantan Barat harus menjadi provinsi dengan pelayanan proses kepengurusan perizinan tercepat di Indonesia.

"Itu tekad saya dan akan saya usahakan terwujud. Kalbar menjadi provinsi dengan pelayanan perizinan tercepat di Indonesia," ujarnya.

Sutamidji menimpali cepatnya proses perizinan sudah dibuktikan pada masa kepemimpinannya menjadi Wali Kota Pontianak dua periode.

"Ternyata dalam pelayanan kepengurusan perizinan bisa dipangkas waktunya sehingga lebih cepat rampung. Bahkan saya pernah menantang pejabat yang bersangkutan untuk menyelesaikan selama satu jam. Kalau tidak, saya cari orang lain. Saya juga minta jelaskan apa hambatannya jika tidak bisa. Tapi ternyata, ketika sudah tahu, bisa kok cepat. Sekarang tinggal mau atau tidak saja," papar dia.

Lanjutnya, saat ini diperlukan inovasi agar Kalimantan Barat bisa bergerak maju ke depan. Satu diantara contoh, Kota Pontianak yang telah berinovasi di masa kepemimpinannya.

"Pontianak tidak punya sumber daya alam. Hanya mengharapkan jasa. Pontianak bergantung pada aktivitas Sungai Kapuas, " jelasnya.

Sutarmidji menambahkan pembangunan Pelabuhan Kijing Internasional Kabupaten Mempawah harus terus didorong.

Menurutnya jika pelabuhan terwujud akan mendatangkan manfaat dan geliat positif untuk pertumbuhan ekonomi.

"Ini harus terus didorong. Kita akan maksimalkan agar segara memberikan manfaat bagi kesejahteraan Kalimantan Barat," tegasnya.

Ia meminta pejabat tidak takut mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk kepentingan masyarakat.

"Sepanjang semua sesuai prosedur jangan takut mengelola APBD. Yang salah itu adalah ketika fiktif, " kata dia.

 

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018