Tangerang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tangerang, Banten menyatakan bahwa garis kemiskinan di wilayah itu mengalami kenaikan menjadi 6,93 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 6,92 persen.
Kepala BPS Kabupaten Tangerang Husin Maulana di Tangerang, Minggu, mengatakan bahwa dari angka 6,93 persen ini secara rinci naik 0,01 persen. Dimana, utamanya penyebab dari kenaikan tersebut dipengaruhi adanya krisis global.
"Ada sedikit kenaikan walau tidak signifikan. Secara persentase tingkat kemiskinan dari 6,92 persen ke 6,93 persen, naik 0,01 persen," terangnya.
Menurut dia, keadaan global yang saat ini terjadi berpengaruh terhadap kenaikan angka kemiskinan di Kabupaten Tangerang. Sebab, wilayah tersebut secara tidak langsung telah masuk ke dalam zona perkembangan ekonomi global.
"Ini menjadikan wilayah tersebut secara ekonomi dan pendapatan ke dalam zona global perkotaan," ujarnya.
Ia membeberkan data pertumbuhan kemiskinan per kapita di Kabupaten Tangerang sudah menunjukkan tren kenaikan sejak tahun sebelumnya, yakni pada 2020.
Hal tersebut, mengubah secara ekonomi dan pendapatan yang berdampak pada besarnya kebutuhan konsumsi masyarakat dan menjadi faktor naiknya garis kemiskinan.
Jika dihitung dalam persentase, kata Husin, pertumbuhan garis kemiskinan pada 2020 tercatat 9,25 persen, 2021 sebanyak 4,67 persen, 2022 tercatat 5,70 persen, dan tahun 2023 sebanyak 4,90 persen.
“Tahun 2023 pendapatan per kapita yang masuk garis kemiskinan sebesar Rp604.362," kata dia.