Pontianak (Antaranews Kalbar) - Gubernur Kalbar, Sutarmidji membuka Festival Media (Fesmed) Tahun 2018, yang diselenggarakan oleh AJI dipusatkan di Rumah Radakng Pontianak, 21?24 September 2018.
"Kalau jurnalis atau media mengadakan kegiatan di suatu tempat, maka pasti ada hal yang menarik, termasuk Fesmed 2018, yang kebetulan AJI Pontianak sebagai tuan rumahnya untuk tahun ini," kata Gubernur Sutarmidji ketika membuka Fesmed 2018, yang di Rumah Radakng Pontianak, Jumat.
Apalagi, menurut dia, saat ini sedang dilgelar kegiatan festival kulminasi matahari yang berlangsung pada 19 - 23 September 2018.
"Ada peristiwa unik yang hanya bisa disaksikan di Tugu Khatulistiwa Pontianak, yakni peristiwa kulminasi matahari yang terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan September," ungkapnya.
Kulminasi matahari berada tegak lurus di atas kepala manusia, yakni pada tanggal 21-23 Maret pukul 11.50 WIB, dan tanggal 21-23 September jam pukul 11.38 WIB di Tugu Khatulistiwa Pontianak.
"Ketika matahari berkulminasi, benda tegak lurus didirikan akan menjadi tanpa bayang, kemudian telur ayam juga bisa berdiri tegak sehingga sangat unik dan menarik untuk dikunjungai, termasuk perwakilan media peserta Fesmed 2018 dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia," katanya.
Kulminasi matahari merupakan peristiwa alam yang hanya terjadi di lima negara, antara lain di Indonesia, tepatnya di Pontianak. Ke-4 negara lain, masing-masing Afrika, yaitu Gabon, Zaire, Uganda, Kenya dan Somalia.
Di Amerika Latin, garis itu juga melintasi empat negara yaitu, Equador, Peru, Columbia dan Brazil. Dari semua kota atau negara yang dilewati tersebut, hanya ada satu di dunia ini yang dibelah atau dilintasi secara persis oleh garis khatulistiwa, yaitu Kota Pontianak, kata GUbernur Kalbar.
Ketua Panitia Festival Media 2018 dari AJI Pontianak, Rudi Agus menjelaskan, tema yang diangkat dalam festival media ini adalah Diversity in the Heart of Borneo, di mana keberagaman sendiri tidak hanya ada di Kalbar tapi juga Indonesia.
"Keberagaman itu menjadi kekuatan Indonesia, apalagi dalam situasi politik saat ini, rentan terjadi konflik antarsesama masyarakat," kata Rudi.
Dia menambahkan dari kegiatan ini juga akan mempertemukan kalangan media, jurnalis dan praktisi media dengan publik. Tujuannya adalah memantau perkembangan media, kebebasan berekspresi serta demokrasi di Indonesia.
AJI Pontianak sebagai penyelenggara telah menyiapkan berbagai rangkaian acara seperti Talkshow Generasi Berencana di Era Digital dan Analisis Pertumbuhan Penduduk terhadap Ruang Terbuka Hijau", Workshop Jurnalis Meliput Wilayah Konflik, Workshop Video Journalism dan Workshop Creative Writing (Nissan).
Selanjutnya Workshop: Safety Journalism, Talkshow Gaya Hidup Hijau, Talkshow Jurnalis Meliput Pemilu dengan Teleconference Langsung dari Washington DC, Workshop Creative Writing, Dialog Keberagaman, Workshop: Hoax Busting and Digital Hygiene, Talkshow Go-Jek Create your own start up and make it excellence, Workshop Jurnalisme Lingkungan, Talkshow Melestarikan Keragaman Hayati di Jantung Kalimantan (HoB) dan Workshop BPJS Ketenagakerjaan: Edukasi Kepesertaan Jaminan Sosial Bagi Pekerja.
Kemudian, ada juga Workshop Jurnalisme Pemilu dan Agama yang merupakan kerja sama AJI-DW Akademie dan Workshop Bisnis dan HAM untuk Jurnalis; kerja sama AJI-INFID.
"Banyak narasumber dari berbagai keilmuan hadir, seperti Helmi Johanes, news anchor Voice of Amerika. Jadi teleconference langsung dari Amerika Serikat, membagikan ilmunya tentang meliput tentang pemilu," kata Rudi.
Kemudian ada Dandhi Dwi Laksono, lalu Anita Wahid. "Bahkan teman-teman bisa belajar mendeteksi hoaks, karena ada materi tentang itu pada Festival Media tahun ini," katanya.
Rudi mengajak masyarakat untuk hadir memeriahkan Festival Media 2018. "Karena kegiatan ini terbuka untuk umum, kami mengajak kepada semua masyarakat Kalbar yang berminat untuk datang memeriahkannya," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Kalau jurnalis atau media mengadakan kegiatan di suatu tempat, maka pasti ada hal yang menarik, termasuk Fesmed 2018, yang kebetulan AJI Pontianak sebagai tuan rumahnya untuk tahun ini," kata Gubernur Sutarmidji ketika membuka Fesmed 2018, yang di Rumah Radakng Pontianak, Jumat.
Apalagi, menurut dia, saat ini sedang dilgelar kegiatan festival kulminasi matahari yang berlangsung pada 19 - 23 September 2018.
"Ada peristiwa unik yang hanya bisa disaksikan di Tugu Khatulistiwa Pontianak, yakni peristiwa kulminasi matahari yang terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan September," ungkapnya.
Kulminasi matahari berada tegak lurus di atas kepala manusia, yakni pada tanggal 21-23 Maret pukul 11.50 WIB, dan tanggal 21-23 September jam pukul 11.38 WIB di Tugu Khatulistiwa Pontianak.
"Ketika matahari berkulminasi, benda tegak lurus didirikan akan menjadi tanpa bayang, kemudian telur ayam juga bisa berdiri tegak sehingga sangat unik dan menarik untuk dikunjungai, termasuk perwakilan media peserta Fesmed 2018 dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia," katanya.
Kulminasi matahari merupakan peristiwa alam yang hanya terjadi di lima negara, antara lain di Indonesia, tepatnya di Pontianak. Ke-4 negara lain, masing-masing Afrika, yaitu Gabon, Zaire, Uganda, Kenya dan Somalia.
Di Amerika Latin, garis itu juga melintasi empat negara yaitu, Equador, Peru, Columbia dan Brazil. Dari semua kota atau negara yang dilewati tersebut, hanya ada satu di dunia ini yang dibelah atau dilintasi secara persis oleh garis khatulistiwa, yaitu Kota Pontianak, kata GUbernur Kalbar.
Ketua Panitia Festival Media 2018 dari AJI Pontianak, Rudi Agus menjelaskan, tema yang diangkat dalam festival media ini adalah Diversity in the Heart of Borneo, di mana keberagaman sendiri tidak hanya ada di Kalbar tapi juga Indonesia.
"Keberagaman itu menjadi kekuatan Indonesia, apalagi dalam situasi politik saat ini, rentan terjadi konflik antarsesama masyarakat," kata Rudi.
Dia menambahkan dari kegiatan ini juga akan mempertemukan kalangan media, jurnalis dan praktisi media dengan publik. Tujuannya adalah memantau perkembangan media, kebebasan berekspresi serta demokrasi di Indonesia.
AJI Pontianak sebagai penyelenggara telah menyiapkan berbagai rangkaian acara seperti Talkshow Generasi Berencana di Era Digital dan Analisis Pertumbuhan Penduduk terhadap Ruang Terbuka Hijau", Workshop Jurnalis Meliput Wilayah Konflik, Workshop Video Journalism dan Workshop Creative Writing (Nissan).
Selanjutnya Workshop: Safety Journalism, Talkshow Gaya Hidup Hijau, Talkshow Jurnalis Meliput Pemilu dengan Teleconference Langsung dari Washington DC, Workshop Creative Writing, Dialog Keberagaman, Workshop: Hoax Busting and Digital Hygiene, Talkshow Go-Jek Create your own start up and make it excellence, Workshop Jurnalisme Lingkungan, Talkshow Melestarikan Keragaman Hayati di Jantung Kalimantan (HoB) dan Workshop BPJS Ketenagakerjaan: Edukasi Kepesertaan Jaminan Sosial Bagi Pekerja.
Kemudian, ada juga Workshop Jurnalisme Pemilu dan Agama yang merupakan kerja sama AJI-DW Akademie dan Workshop Bisnis dan HAM untuk Jurnalis; kerja sama AJI-INFID.
"Banyak narasumber dari berbagai keilmuan hadir, seperti Helmi Johanes, news anchor Voice of Amerika. Jadi teleconference langsung dari Amerika Serikat, membagikan ilmunya tentang meliput tentang pemilu," kata Rudi.
Kemudian ada Dandhi Dwi Laksono, lalu Anita Wahid. "Bahkan teman-teman bisa belajar mendeteksi hoaks, karena ada materi tentang itu pada Festival Media tahun ini," katanya.
Rudi mengajak masyarakat untuk hadir memeriahkan Festival Media 2018. "Karena kegiatan ini terbuka untuk umum, kami mengajak kepada semua masyarakat Kalbar yang berminat untuk datang memeriahkannya," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018