Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kapolda Kalimantan Barat, Irjen (Pol) Didi Haryono mengajak semua elemen masyarakat di provinsi itu untuk menghindari hasutan dan hoaks di media sosial sepanjang Pemilu 2019 mendatang.
"Saya imbau kepada seluruh masyarakat warganet agar bijak bermedsos dan menyaring konten sebelum disebarkan. Hal ini menyusul setelah kami menangani sekitar sembilan kasus baik berupa kasus hasutan maupun hoaks pada saat Pilkada 2018," kata Didi Haryono di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan, berdasarkan dari pengalaman yang terkait dengan berita bernuansa hoaks, pihaknya sudah memproses sembilan kasus yang kini sedang diproses di pengadilan.
Maka dari itu, ia pun mengajak masyarakat warganet dan seluruh elemen lainnya, agar bijak dalam bermedsos maupun berkampanye, karena dari pihaknya juga memantau dan mendeteksi keberadaan para penyebar konten hasutan maupun hoaks tersebut.
"Tentunya menjadi suatu pengalaman bagi warga kita semua untuk benar-benar hati-hati dalam bermedsos, apalagi yang sifatnya memprovokasi ataupun memfitnah sama sekali tidak boleh, dan jangankan bermedsos, dalam hubungan interaksi sosial sudah ada nilai atau norma agama dan adat yang tidak boleh, apalagi di medsos ada bukti dan kami ada alat untuk melacaknya," ungkapnya.
Ia menambahkan, pihak saat ini juga telah memetakan dan mendeteksi titik-titik rawan berkaca dari Pilkada sebelumnya.
"Tentunya kami sudah punya pengalaman pada Pemilu di 2014 sebelumnya, dan Pilkada serentak 2018 yang baru-baru ini selesai. Berkaca pada pengalaman tersebut kami bersama pemangku kepentingan dan komponen masyarakat dapat memastikan semua kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar sehingga program pembangunan dapat dikawal dengan baik," ujarnya.
Ia menambahkan, Polda Kalbar bersama TNI telah menyiapkan sekitar 11 ribu personel. "Untuk Pemilu 2019 kami siapkan sekitar 11 ribu personel bersama-sama dengan teman-teman TNI, yang akan menyebar di 14 kabupaten/kota, dan mengamankan sebanyak 16 ribu TPS dan sudah dibagi pola pengamanannya, yang meliputi TPS aman, TPS rawan satu, TPS rawan dua, dan TPS rawan tiga, atau tempat khusus lainnya," kata Kapolda Kalbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Saya imbau kepada seluruh masyarakat warganet agar bijak bermedsos dan menyaring konten sebelum disebarkan. Hal ini menyusul setelah kami menangani sekitar sembilan kasus baik berupa kasus hasutan maupun hoaks pada saat Pilkada 2018," kata Didi Haryono di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan, berdasarkan dari pengalaman yang terkait dengan berita bernuansa hoaks, pihaknya sudah memproses sembilan kasus yang kini sedang diproses di pengadilan.
Maka dari itu, ia pun mengajak masyarakat warganet dan seluruh elemen lainnya, agar bijak dalam bermedsos maupun berkampanye, karena dari pihaknya juga memantau dan mendeteksi keberadaan para penyebar konten hasutan maupun hoaks tersebut.
"Tentunya menjadi suatu pengalaman bagi warga kita semua untuk benar-benar hati-hati dalam bermedsos, apalagi yang sifatnya memprovokasi ataupun memfitnah sama sekali tidak boleh, dan jangankan bermedsos, dalam hubungan interaksi sosial sudah ada nilai atau norma agama dan adat yang tidak boleh, apalagi di medsos ada bukti dan kami ada alat untuk melacaknya," ungkapnya.
Ia menambahkan, pihak saat ini juga telah memetakan dan mendeteksi titik-titik rawan berkaca dari Pilkada sebelumnya.
"Tentunya kami sudah punya pengalaman pada Pemilu di 2014 sebelumnya, dan Pilkada serentak 2018 yang baru-baru ini selesai. Berkaca pada pengalaman tersebut kami bersama pemangku kepentingan dan komponen masyarakat dapat memastikan semua kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar sehingga program pembangunan dapat dikawal dengan baik," ujarnya.
Ia menambahkan, Polda Kalbar bersama TNI telah menyiapkan sekitar 11 ribu personel. "Untuk Pemilu 2019 kami siapkan sekitar 11 ribu personel bersama-sama dengan teman-teman TNI, yang akan menyebar di 14 kabupaten/kota, dan mengamankan sebanyak 16 ribu TPS dan sudah dibagi pola pengamanannya, yang meliputi TPS aman, TPS rawan satu, TPS rawan dua, dan TPS rawan tiga, atau tempat khusus lainnya," kata Kapolda Kalbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018