Jakarta (Antaranews Kalbar) - Provinsi Kalimantan Barat mendapat pasokan investasi baru seiring pelaksanaan IMF-WORLD BANK Annual Meetings 2018 di Nusa Dua, Bali.
    Di sela kegiatan yang melibatkan ratusan negara itu, telah ditandatangani Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Kalimantan Barat antara Managing Director PT INALUM (Persero), Oggy A Kosasih dengan Presiden Direktur Aluminum Corporation of China Ltd (CHALCO) Hongkong, Li Wangxing.          
    Diketahui, Antam dan INALUM bersinergi untuk meningkatkan nilai tambah produk bauksit menjadi alumina. Konstruksi proyek SGAR terdiri dari tahap 1 dan tahap 2 dengan total kapasitas produksi 2 juta ton alumina. Untuk tahap 1 (kapasitas 1 juta ton SGA) direncanakan peletakan batu pertama pada kuartal 4 tahun 2018.
    Selain itu, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengumumkan bahwa perusahaan menandatangani Head of Agreement (HoA) Proyek Pengembangan Pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace Halmahera Timur dengan Ocean Energy Nickel International Pte Ltd (OENI).         
    "Proyek pengembangan pabrik NPI Blast Furnace ini merupakan salah satu milestone penting dalam rangka meningkatkan nilai tambah  komoditas mineral yang dikelola oleh perusahaan," kata Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo melalui keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.         
    Proyek NPI Blast Furnace Halmahera Timur akan menambah total produksi nikel tahunan Antam dan diharapkan akan mendukung kinerja Perusahaan Penandatanganan dilakukan oleh Arie Prabowo Ariotedjo dengan Chairman and Director OENI Li Ping Sheng dihadapan Menteri BUMN Rini M Soemarno; Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Darmin Nasution; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono; serta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.         
     Pokok-pokok perjanjian pada kerja sama Antam dengan OENI, di antaranya Antam akan menjamin ketersediaan bijih nikel di proyek NPI Blast Furnace, sedangkan OENI akan memastikan pendanaan dan penyelesaian konstruksi tepat waktu.         
     Selain itu Antam akan memperoleh kepemilikan sebesar 30 persen (free carry) sedangkan OENI sebesar 70 persen, namun Antam memiliki opsi untuk melakukan pembelian saham untuk menjadi mayoritas setelah 5 tahun operasi.         
     Proyek NPI Blast Furnace memiliki total kapasitas produksi mencapai 320.000 ton NPI (TNPI) atau setara dengan 30.000 ton nikel (TNi) yang terdiri dari 8 line dengan total investasi sekitar 320 juta dolar AS.         
     Dua line pertama diharapkan dapat memulai produksi pada kuartal 4 tahun 2020, sedangkan secara keseluruhan ditargetkan beroperasi tahun 2023.         
     Proyek NPI Blast Furnace akan menambah portfolio kelolaan smelter Antam selain pabrik feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara berkapasitas 27.000-30.000 TNi serta Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur berkapasitas 13.500 TNi.         

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018