Jakarta (Antaranews Kalbar) - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menyatakan, pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang, pekan lalu tidak pecah di udara.
Soerjanto dalam penjelasannya saat konferensi pers di Jakarta, Senin mengatakan hal itu dapat dilihat dari serpihan-serpihan yang ditemukan terlampau kecil.
"Jadi pesawat mengalami pecah ketika bersentuhan dengan air pesawat tidak pecah di udara. Jika pesawat pecah di udara, maka serpihan sangat lebar dan ini kami tegaskan saat menyentuh air masih dalam keadaan utuh," katanya.
Serpihan-serpihan yang ditemukan kecil menunjukkan kalau pesawat saat menyentuh air dalam kecepatan yang sangat tinggi, ujar dia.
"Serpihannya kecil, berarti terjadi sedemikian rupa energi yg dilepas pesawat ketika jatuh itu sangat luar biasa," katanya.
Serpihan itu pun tersebar di jarak yang cukup jauh dari jarak prakiraan pesawat itu jatuh.
Selain itu, lanjut Soerjanto, mesin saat jatuh masih dalam kondisi menyala dengan kecepatan putaran turbin yang tinggi.
"Keadaan mesin hidup, hal ini ditandai dengan turbin atau kompresor hidup dengan putaran cukup tinggi," katanya.
Dia menambahman kondisi mesin pesawat yang masih utuh.
"Mesin tidak ada masalah. Bagian-bagian dari mesin dalam kondisi hidup dengan RPM cukup tinggi ini, kita mengatakan tanda mesin kecepatan cukup tinggi saat jatuh di air," katanya.
(J010/G. Dirgantara)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Soerjanto dalam penjelasannya saat konferensi pers di Jakarta, Senin mengatakan hal itu dapat dilihat dari serpihan-serpihan yang ditemukan terlampau kecil.
"Jadi pesawat mengalami pecah ketika bersentuhan dengan air pesawat tidak pecah di udara. Jika pesawat pecah di udara, maka serpihan sangat lebar dan ini kami tegaskan saat menyentuh air masih dalam keadaan utuh," katanya.
Serpihan-serpihan yang ditemukan kecil menunjukkan kalau pesawat saat menyentuh air dalam kecepatan yang sangat tinggi, ujar dia.
"Serpihannya kecil, berarti terjadi sedemikian rupa energi yg dilepas pesawat ketika jatuh itu sangat luar biasa," katanya.
Serpihan itu pun tersebar di jarak yang cukup jauh dari jarak prakiraan pesawat itu jatuh.
Selain itu, lanjut Soerjanto, mesin saat jatuh masih dalam kondisi menyala dengan kecepatan putaran turbin yang tinggi.
"Keadaan mesin hidup, hal ini ditandai dengan turbin atau kompresor hidup dengan putaran cukup tinggi," katanya.
Dia menambahman kondisi mesin pesawat yang masih utuh.
"Mesin tidak ada masalah. Bagian-bagian dari mesin dalam kondisi hidup dengan RPM cukup tinggi ini, kita mengatakan tanda mesin kecepatan cukup tinggi saat jatuh di air," katanya.
(J010/G. Dirgantara)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018