Pontianak (Antaranews Kalbar) - BPH Migas kembali meresmikan SPBU yang menyediakan BBM satu harga di Dusun Tapang Keladan, Desa Empunak Kecamatan Ketungau Hulu, Provinsi Kalbar, perbatasan Indonesia - Malaysia.
"Apa yang kami lakukan ini sesuai dengan Permen ESDM Nomor 36/2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus," kata Dirjen Minyak dan Gas Bumi BPH Migas, Tisnaldi, di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu.
Tampak hadir pada peresmian SPBU Kompak yang menyediakan BBM satu harga tersebut, Dirjen Minyak dan Gas Bumi BPH Migas, Tisnaldi didampingi Inspektur Jenderal Kementerian ESDM Akhmad Syakroza, dan Sales Executive Retail VII PT Pertamina (Persero), Andi Reza Ramadhan.
Kedatangan rombongan ke daerah perbatasan itu guna melakukan program BBM Satu Harga ke-93 dengan meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak 66.786.005 yang akan menjual BBM jenis solar Rp5.150 per liter, dan premium Rp6.450 per liter.
Ia mengatakan penugasan secara nasional memberi amanah kepada BPH Migas sebagai badan yang ditugasi untuk mengawal agar Jenis BBM tertentu dan Jenis BBM khusus supaya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat di Indonesia dengan harga yang sama hingga ke pelosok-pelosok.
"BBM satu harga ini adalah bukti begitu besarnya perhatian pemerintah terhadap masyarakatnya. Selain itu dalam implementasi program BBM satu harga di Kabupaten Sintang, maka kami berharap semua pihak, antara lain pemerintah daerah, pengusaha dan PT Pertamina (Persero) dapat bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik," katanya.
Menurutnya, ketersediaan BBM satu harga itu dalam upaya pemerintah menciptakan sistem yang dapat mempermudah masyarakat agar mendapatkan BBM secara adil.
"Jangan sampai ada hal-hal yang dapat mempersulit masyarakat yang membutuhkan BBM," katanya.
Sementara itu, Inspektur Jenderal Kementerian ESDM Akhmad Syakroza mengatakan program BBM satu harga dapat dinikmati langsung oleh masyarakat, sehingga akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik lagi.
"Kalau harga BBM relatif sama dengan yang dijual di kabupaten, maka biaya transportasi akan lebih murah dan ongkos angkut serta ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat juga akan lebih baik dan lebih terjangkau. Saya berharap dalam sebulan dua bulan ini dampak keberadaan SPBU ini sudah terlihat dengan semakin bergairahnya mobilisasi perekonomian masyarakat di perbatasan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Apa yang kami lakukan ini sesuai dengan Permen ESDM Nomor 36/2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus," kata Dirjen Minyak dan Gas Bumi BPH Migas, Tisnaldi, di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu.
Tampak hadir pada peresmian SPBU Kompak yang menyediakan BBM satu harga tersebut, Dirjen Minyak dan Gas Bumi BPH Migas, Tisnaldi didampingi Inspektur Jenderal Kementerian ESDM Akhmad Syakroza, dan Sales Executive Retail VII PT Pertamina (Persero), Andi Reza Ramadhan.
Kedatangan rombongan ke daerah perbatasan itu guna melakukan program BBM Satu Harga ke-93 dengan meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak 66.786.005 yang akan menjual BBM jenis solar Rp5.150 per liter, dan premium Rp6.450 per liter.
Ia mengatakan penugasan secara nasional memberi amanah kepada BPH Migas sebagai badan yang ditugasi untuk mengawal agar Jenis BBM tertentu dan Jenis BBM khusus supaya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat di Indonesia dengan harga yang sama hingga ke pelosok-pelosok.
"BBM satu harga ini adalah bukti begitu besarnya perhatian pemerintah terhadap masyarakatnya. Selain itu dalam implementasi program BBM satu harga di Kabupaten Sintang, maka kami berharap semua pihak, antara lain pemerintah daerah, pengusaha dan PT Pertamina (Persero) dapat bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik," katanya.
Menurutnya, ketersediaan BBM satu harga itu dalam upaya pemerintah menciptakan sistem yang dapat mempermudah masyarakat agar mendapatkan BBM secara adil.
"Jangan sampai ada hal-hal yang dapat mempersulit masyarakat yang membutuhkan BBM," katanya.
Sementara itu, Inspektur Jenderal Kementerian ESDM Akhmad Syakroza mengatakan program BBM satu harga dapat dinikmati langsung oleh masyarakat, sehingga akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik lagi.
"Kalau harga BBM relatif sama dengan yang dijual di kabupaten, maka biaya transportasi akan lebih murah dan ongkos angkut serta ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat juga akan lebih baik dan lebih terjangkau. Saya berharap dalam sebulan dua bulan ini dampak keberadaan SPBU ini sudah terlihat dengan semakin bergairahnya mobilisasi perekonomian masyarakat di perbatasan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018