Pontianak (ANTARA) - PT Pertamina Persero MOR VI menyatakan gelombang tinggi dan cuaca buruk menjadi tantangan tersendiri dalam mendistribusikan BBM di SPBU Kompak yang menjual BBM satu harga di Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalbar.
"Ada hambatan pada saat distribusi BBM ke SPBU Kompak ini, yaitu apabila kondisi gelombang tinggi ataupun cuaca buruk sehingga kapal kesulitan untuk menyuplai BBM ke SPBU tersebut," kata Manager Communication Relation and CSR Kalimantan, Roberth MV Dumatubun dalam keterangan tertulisnya di Pontianak, Jumat.
Namun, menurut dia, hal itu tentunya tidak menjadi alasan bagi Pertamina untuk terus mendistribusikan BBM ke lokasi SPBU yang ada di Pulau Maya yang termasuk di wilayah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal) tersebut.
"Sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tentunya kami mendukung penuh program pemerintah apalagi dalam mewujudkan kemandirian energi dan pemerataan harga BBM ke pelosok negeri termasuk bagi masyarakat di Pulau Maya dan sekitarnya," ujarnya.
Dia menambahkan, di SPBU Kompak di Pulau Maya yang baru beberapa hari lalu diresmikan oleh BPH-Migas tersebut, terdapat fasilitas penyimpanan BBM masing-masing sebanyak 100 KL untuk produk premium, solar, dan pertalite.
"Adanya penambahan SPBU Kompak di daerah Pulau Maya, sangat membantu perekonomian masyarakat yang dominan bermata pencaharian sebagai nelayan," ungkapnya.
Sehingga, masyarakat tidak lagi merogoh kocek sebanyak Rp15.000/liter untuk solar dan premium. Sekarang, masyarakat dapat menikmati harga premium dan solar dengan harga yang sama, yaitu premium Rp6.450/liter dan solar Rp. 5.150/liter atau harganya sama dengan yang dijual di kota-kota besar.
Sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Kayong Utara, Sarnawi menyatakan masyarakat dan nelayan di kepulauan salah satunya Pulau Maya sudah lama mendambakan kehadiran SPBU yang menjual BBM satu harga yang baru saya diresmikan oleh BPH Migas itu.
Dia menyampaikan terima kasih kepada pimpinan BPH Migas yang telah meresmikan SPBU satu harga pada Rabu (17/6) tersebut yang telah didambakan oleh masyarakat khususnya daerah kepulauan di Kayong Utara.
Pulau Maya yang memiliki penduduk 5.000 Kepala Keluarga tersebar di lima desa ini sangat membutuhkan BBM yang harganya sama dengan daerah-daerah lainnya yang ada di Indonesia, salah satunya program BBM satu harga yang baru saja diresmikan oleh BPH Migas tersebut.