Pontianak (Antaranews Kalbar) - Lebih dari 1.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan pelajar yang ada di kota Pontianak, mengikuti Dialog Gerakan Cerdas Memilih yang dilaksanakan oleh LPP RRI Pontianak bekerja sama dengan KPU dan Bawaslu Provinsi Kalbar.

"Selain mahasiswa dan pelajar, kegiatan ini juga diikuti oleh anak-anak disabilitas, dimana kegiatan ini berupaya memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat, khususnya pemilih pemula tentang tahapan Pemilu 2019, dengan menghadirkan sejumlah narasumber yang mewakili masing-masing lapisan masyarakat," kata Dewan Pengawas LPP RRI, Dra Dwi Hernuningsih, di Pontianak, Selasa.

Dwi juga mengatakan, kegiatan itu merupakan komitmen LPP RRI dalam mengawal para generasi muda menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) yang baik, dengan cara memberikan informasi yang benar, mendidik, dan mencerdaskan terkait Pemilu 2019.

"Untuk menjadi pemilih yang cerdas, maka harus paham dulu aturannya, prosesnya, dan memahami calon pemimpin seperti apa yang ingin dipilih. Nah, itulah tugas LPP RRI untuk menyajikan informasi yang benar," tuturnya.

Dwi menegaskan LPP RRI juga berfungsi sebagai kontrol sosial atau pengawasan sosial, karenanya LPP RRI akan memberikan ruang khusus kepada masyarakat untuk menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan kesalahan atau pun ketidaknetralan dalam Pemilu 2019 dan nantinya laporan tersebut akan disiarkan kepada publik.

Pada kegiatan itu, pihaknya menghadirkan Ketua Bawaslu RI Abhan, Dewan Pengawas LPP RRI, Dwi Hernuningsih, Anggota Komisi I DPR RI Andreas Hugo Pareira, dan Perwakilan Rektor Untan Pontianak, Prof. Edi Suratman.

Di tempat yang sama,?Anggota Komisi I DPR RI, Andreas Hugo menyampaikan pentingnya peran aktif media massa dalam menyebarkan informasi kepada seluruh masyarakat Indonesia.

"Karena dari data yang kami peroleh dari DPT (Daftar Pemilih Tetap), ada sekitar 187 juta orang yang telah terdaftar dalam Pemilu 2019. Dari 187 juta ini, DPT terbagi menjadi dua kelompok yaitu sebanyak 2 juta pemilih di Luar Negeri dan 185 juta pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya di Dalam Negeri," katanya.

Menurut Andreas dari 185 juta DPT yang berada di Dalam Negeri, terdapat 10 juta pemilih pemula yang baru pertama kali menggunakan hak suaranya dalam Pemilu 2019.

"Karenanya kegiatan literasi sejenis ini memang sangat diperlukan untuk mendorong partisipasi aktif pemilih pemula dan lapisan masyarakat lainnya," kata dia.

Sementara itu, Akademisi Untan Pontianak, Prof Edi Suratman mengatakan Pemilih Cerdas memiliki tiga indikator yaitu peduli terhadap semua tahapan Pemilu, bersedia menggunakan hak suara nya secara obyektif dan bertanggung jawab, serta tidak mudah dipengaruhi oleh isu bersifat hoax yang belum terbukti kebenarannya.

"Pemilih Cerdas itu harus peduli terhadap informasi yang bersifat hoax dan tidak mudah percaya pada berita tersebut, sebelum menelusuri fakta kebenaran dari isu yang tersebar," katanya.

Untuk itu, Edi berharap semua lapisan masyarakat, khususnya pemilih pemula dapat menjadi pemilih cerdas yang peduli tahapan Pemilu 2019, menggunakan hak suaranya secara bertanggung jawab, dan obyektif.

Sementara itu Gubernur Kalbar dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Biro Kesra Mahmudah saat membuka Dialog "Cerdas Memilih" menyatakan sangat mengapresiasi pencerdasan pemilih yang digelar RRI Pontianak.

"Gerakan cerdas?memilih ini selain dapat mensukseskan pelaksanaan Pemilu 2019 dapat menumbuhkan semangat kepedulian sebagai warga negara yang baik," harapnya.

Baca juga: Sosialisasi pendidikan pemilih berbasis keluarga

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018