Pontianak (Antaranews Kalbar) - Gubernur Kalbar, Sutarmidji meminta kepada Bulog regional Kalbar untuk memaksimalkan penyerapan beras lokal Kalbar, untuk memenuhi kebutuhan beras di provinsi itu.

 "Saya sangat menyesalkan banyaknya beras petani lokal Kalbar yang tidak bisa terserap oleh Bulog. Sebenarnya masalah harga beras yang ada di Kalbar, bukan menjadi masalah besar, namun yang menjadi masalah adalah data yang ada pada pihak BPS selalu tidak sesuai dengan kondisi di lapangan," katanya di Pontianak, Kamis.

 Menurutnya, hal itu mengakibatkan banyak beras luar yang masuk ke Kalbar, sementara beras yang diproduksi petani lokal, banyak yang tidak terserap.

 Sesungguhnya, kata Sutarmidji, Kalbar selama ini selalu mengalami surplus beras, namun, sayangnya, Bulog justru banyak menyerap beras dari luar Kalbar untuk kebutuhan masyarakat disini.

 "Jelas hal ini tidak berpihak kepada petani lokal kita dan mengakibatkan harga beras di pasaran, sulit di kontrol, karena beras dari luar yang justru banyak masuk ke sini," katanya.

Dia menjelaskan, produksi gabah kering giling di Kalbar tahun 2017 lalu mencapai 1,7 juta ton. Jika dijadikan beras, maka bisa menjadi 1,2 juta ton beras, konsumsi beras masyarakat 124,9 kilo per tahun atau jika dikalkulasikan totalnya mencapai 600 ribu ton per tahun.

 "Artinya kita masih surplus beras dan pertanyaannya, mau dikemanakan surplus beras tersebut, sementara Kalbar sampai saat ini masih mendatangkan beras dari luar. Hal ini bisa dibuktikan dari data bongkar beras Januari sampai Oktober 2018 sebesar 68.098 ton beras dari luar, dan ini menjadi pertanyan besar, karena kalau kita surplus beras, kenapa juga harus beras dari luar masuk ke Kalbar," katanya.

Sementara itu, katanya, untuk penyerapan bulog terhadap beras lokal Kalbar sepanjang tahun 2018 ini hanya 459 ton. "Artinya dalam satu tahun Bulog tidak sampai 1000 ton menyerap beras lokal kita, sehingga ini jelas menjadi masalah dalam pertanian kita," tuturnya. 

Untuk itu, dirinya mengharapkan agar Bulog bisa menyikapi hal ini, agar beras lokal yang ada di Kalbar bisa lebih diutamakan dalam penyerapannya. "Jika beras lokal Kalbar bisa terserap, paling tidak bisa menurunkan 2 persen angka inflasi di provinsi ini," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018