Jakarta (Antaranews Kalbar) - Teknologi layar lipat yang belum lama lalu diperkenalkan Samsung, telah dicuri dan dijual ke perusahaan China, menurut jaksa di Korea Selatan.
Kantor Kejaksaan Distrik Suwon menuduh 11 orang yang terlibat dalam pencurian rahasia teknologi milik Samsung itu, kata kantor kejaksaan itu dalam pernyataannya sebagaimana dilaporkan WTVA--media yang berafiliasi dengan NBC, dikutip Jumat.
Jaksa menuduh bahwa pemasok Samsung membocorkan cetak biru "laminasi panel 3D edge OLED fleksibel" kepada perusahaan dalam grupnya.
Perusahaan itu kemudian menjual rahasia teknologi ke perusahaan China dengan harga hampir 14 juta dolar atau sekitar Rp200 miliar lebih, menurut jaksa.
Mereka tidak menyebut orang atau perusahaan yang terlibat dalam pencurian itu. Samsung Display, anak perusahaan konglomerat Korea Selatan, mengatakan dalam sebuah pernyataan Jumat bahwa mereka terkejut dengan hasil penyelidikan oleh jaksa.
Temuan ini datang pada saat persaingan yang semakin ketat untuk teknologi baru di antara para pesaing.
Jaksa mengatakan Samsung menginvestasikan enam tahun dan sekitar 150 miliar won (130 juta dolar) untuk mengembangkan layar yang bisa ditekuk.
Karena permintaan untuk smartphone kelas atas mulai berkurang di pasar-pasar utama, perusahaan telah mencari hal besar berikutnya untuk meyakinkan konsumen untuk meningkatkan perangkat mereka.
Samsung dalam sebuah konferensi awal bulan ini mempertontonkan gambar dari smartphone layar lipat baru. Perusahaan Korea ini menguasai pasar smartphone dunia dengan pangsa pasar 20 persen pada kuartal ketiga tahun ini.
Penyidik belum dapat melacak dan mempertanyakan dua orang Tionghoa yang diyakini terlibat dalam kasus ini, dan telah meminta Interpol untuk membantu menemukan dan menahan mereka.
Dari 11 orang yang didakwa, tiga telah ditahan, namun tanggal sidang belum ditetapkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Kantor Kejaksaan Distrik Suwon menuduh 11 orang yang terlibat dalam pencurian rahasia teknologi milik Samsung itu, kata kantor kejaksaan itu dalam pernyataannya sebagaimana dilaporkan WTVA--media yang berafiliasi dengan NBC, dikutip Jumat.
Jaksa menuduh bahwa pemasok Samsung membocorkan cetak biru "laminasi panel 3D edge OLED fleksibel" kepada perusahaan dalam grupnya.
Perusahaan itu kemudian menjual rahasia teknologi ke perusahaan China dengan harga hampir 14 juta dolar atau sekitar Rp200 miliar lebih, menurut jaksa.
Mereka tidak menyebut orang atau perusahaan yang terlibat dalam pencurian itu. Samsung Display, anak perusahaan konglomerat Korea Selatan, mengatakan dalam sebuah pernyataan Jumat bahwa mereka terkejut dengan hasil penyelidikan oleh jaksa.
Temuan ini datang pada saat persaingan yang semakin ketat untuk teknologi baru di antara para pesaing.
Jaksa mengatakan Samsung menginvestasikan enam tahun dan sekitar 150 miliar won (130 juta dolar) untuk mengembangkan layar yang bisa ditekuk.
Karena permintaan untuk smartphone kelas atas mulai berkurang di pasar-pasar utama, perusahaan telah mencari hal besar berikutnya untuk meyakinkan konsumen untuk meningkatkan perangkat mereka.
Samsung dalam sebuah konferensi awal bulan ini mempertontonkan gambar dari smartphone layar lipat baru. Perusahaan Korea ini menguasai pasar smartphone dunia dengan pangsa pasar 20 persen pada kuartal ketiga tahun ini.
Penyidik belum dapat melacak dan mempertanyakan dua orang Tionghoa yang diyakini terlibat dalam kasus ini, dan telah meminta Interpol untuk membantu menemukan dan menahan mereka.
Dari 11 orang yang didakwa, tiga telah ditahan, namun tanggal sidang belum ditetapkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018