Pontianak (Antaranews Kalbar) -Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan berharap masyarakat untuk berhenti melakukan perdebatan tidak berguna di media sosial dan jadikan medsos sebagai penyambung silaturrahmi antar sesama bukan sebaliknya menyulut permusuhan.

"Media sosial sebaiknya digunakan untuk kemaslahatan dan kebaikan agar dapat merajut persaudaraan, bukan untuk menebar gosip, hoax, fitnah, dan adu domba, dengan demikian kita harus bijak dalam memanfaatkan media sosial," kata Ria Norsan di Pontianak, Rabu.

Menurutnya, tantangan kita kedepan adalah bagaimana membangun masyarakat Kalimantan Barat yang beriman dan berakhlak mulia serta mempunyai daya saing yang tinggi di era globalisasi dewasa ini.

Kondisi ini hanya bisa dicapai bila mana dalam setiap diri pribadi serta seluruh elemen masyarakat tertanam komitmen yang kuat untuk bersatu, saling mendukung dan memiliki semangat kebersamaan untuk membangun daerah ini sesuai kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.

Lebih-lebih di zaman teknologi informasi dan komunikasi yang serba canggih sekarang ini dengan hadirnya media sosial seperti facebook, twitter, dan whatsapp yang kerap memunculkan perdebatan akibat merasa paling benar terhadap perbedaan, sikap ego dan saling tuding sesama kita, baik masalah sosial, politik, ekonomi hingga hal-hal lain yang dapat memunculkan perpecahan.

Dijelaskannya, semangat kesatuan dan persatuan bangsa bukan hanya terbatas pada kesatuan bangsa, tanah air dan bahasa tetapi harus dapat melingkupi seluruh dimensi kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.

Baca juga: Laporan konten negatif terbanyak berasal dari Twitter
Baca juga: Norsan ajak umat bijaksana gunakan medsos

"Salah satu pilar utama dalam mewujudkan kesatuan dan kerukunan nasional adalah apabila terdapat kerukunan hidup beragama dalam masyarakat," ujarnya.

Keharmonisan hidup sosial kemasyarakatan, khususnya kerukunan umat beragama tentunya akan dapat tercapai jika masing-masing pihak yang berbeda mampu mengesampingkan ego?dan fanatisme agamanya dan sebaliknya nilai-nilai agama dalam perspektif humanis yang universal.

Sebab setiap agama memiliki?nilai universal seperti kemanusiaan, cinta kasih, kedamaian, toleransi, kerukunan dan lain sebagainya yang dapat mengikat semua orang lintas suku, bahasa dan budaya serta tingkat sosial ekonomi dan pendidikan, sehingga tidak ada alasan bahwa orang yang berbeda agama tidak akan bisa rukun dan menyatupadukan kekuatan untuk bekerjasama membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

"Saya optimis, kehidupan keagamaan di Negara kita akan semakin baik apabila semua tokoh agama dan umat beragama saling bergandengan tangan untuk mewujudkan kerukunan dan keharmonisan hidup beragama dan menjadikannya pilar penyangga terwujudnya kerukunan yang kita dambakan bersama sesama masyarakat khususnya di Kalbar," imbuhnya.

Di era keterbukaan ini, perilaku kaum muda sudah sangat memprihatinkan, seperti penggunaan obat-obat terlarang, penyalahgunaan narkotika, pornografi, pergaulan bebas, balapan liar, aksi tauran dan berbagai macam perilaku negatif kaum muda yang harus menjadi tanggung jawab kita semua.

"Namun dipundak para wanitalah tentunya lebih cocok untuk melakukan pendekatan-pendekatan humanis, sehingga anak-anak kita akan bertumbuh kembang menjadi generasi yang unggul pada saatnya," tuturnya.

Kaum wanita juga, katanya, sebagai pendamping hidup dan mitra suami juga sangat menunjang keberhasilan profesi suami dalam berkarier. "Begitu pula tak kalah pentingnya peranan wanita-wanita dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara," kata Ria Norsan.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019