Pontianak (Antaranews Kalbar) - Wakil Sekjen DPP PKB Daniel Johan mengatakan Imlek Tahun 2570 yang bertepatan dengan tahun 2019 Masehi menjadi refleksi untuk memperkuat politik kebangsaan.
Menurut Daniel dalam keterangan tertulis di Pontianak, Minggu, setiap tahun PKB sebagai satu-satunya partai politik yang tidak pernah absen dalam menyambut Imlek. "Karena perayaan Imlek adalah salah satu wujud penolakan kami terhadap bentuk diskriminasi. Karena Gus Dur dan PKB adalah pencetus sejarah Imlek di Indonesia, sebagai upaya mengakhiri diskriminasi yang ada saat itu," ujar dia.
Saat menjadi Presiden RI, Gus Dur mencabut Inpres No. 14/1967 karena bertentangan dengan UUD 1945. Sebelum dicabut, Inpres tersebut selama puluhan tahun mengekang warga Tionghoa sehingga tak bisa bebas melaksanakan budayanya termasuk merayakan Imlek dan Cap Go Meh secara terbuka.
Setelah mencabutnya, Gus Dur menerbitkan Keppres No. 6/2000 yang menjamin warga Tionghoa dapat menjalankan kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadatnya secara terbuka.
"Tanpa Gus Dur tidak ada Imlek dan Cap Go Meh dirayakan secara terbuka, tanpa Gus Dur tidak ada barongsai dan naga turun ke jalan, tidak ada bahasa mandarin diajarkan di sekolah-sekolah bahkan di pesantren," kata dia.
Ia menambahkan, jika ingin melihat Indonesia yang sesungguhnya, dapat dilihat dan rasakan pada acara saat ini. "Inilah Indonesia yang otentik, yang menjadi kekuatan dan kebesaran Indonesia, kebhinekaan kita, inilah persaudaraan yang ada dan terus dibangun Indonesia sejak dulu," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini.
Ia mengajak semua bersama-sama akan memastikan bahwa Pancasila, kebhinekaan, persaudaraan akan terus abadi di bumi Indonesia.
"Bila belakangan ini kita sempat merasakan munculnya kecurigaan diantara sesama warga, seakan-akan ada kemunduran di dalam kebhinekaan, yang kemudian seolah-olah sempat menjadi masalah serius, itu hanya momen sesaat, apalagi kondisi ini didorong oleh penyebaran dunia sosmed, namun sesungguhnya itu bukanlah Indonesia yang sejatinya," kata dia.
Sedangkan PKB bersama-sama dengan masyarakat akan memastikan bahwa politik kebangsaan akan tetap menjadi warna utama politik Indonesia.
"Saya dan PKB akan menjadi garda terdepan dalam mengawal dan memastikan hal ini. Kita akan tetap berpegang teguh kepada Pancasila dan kembali ke jalan kebhinekaan," katanya menegaskan.
Sejak awal didirikan, PKB memiliki hal-hal prinsip yang tidak bisa ditawar, yaitu Pancasila, kebinekaan, kemandirian ekonomi, dan kemanusiaan.
"Untuk 4 hal ini, PKB ada di garis keras. Termasuk melindungi hak ekonomi sosial politik warga Tionghoa. PKB akan berdiri tegak dalam melawan diskriminasi dan kesenjangan. Kita harus selalu bangun persaudaraan karena persaudaraan itu berkah untuk Indonesia," ujar Daniel.
Pada kesempatan menyambut Imlek yang berbahagia ini, Daniel juga mengajak untuk banyak berbuat baik kepada sesama, kepada bangsa dan negara ini.
"Akhirnya semoga Tahun Babi Tanah ini menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk semakin memperkuat politik kebangsaan kita yang rahmatan lil alamin. Politik yang mampu membawa rahmat bagi semuanya," kata Daniel.
Ia atas nama pribadi dan keluarga, serta mewakili seluruh jajaran DPP PKB mengucapkan selamat merayakan tahun baru Imlek 2570/2019.
"Semoga di tahun ini persaudaraan kita semakin erat, semangat gotong royong semakin kuat, rejeki ibu/bapak semakin besar, dan mohon doanya agar PKB juga semakin besar mendapat kepercayaan dari rakyat, sehingga PKB bisa semakin berperan membawa Indonesia lebih baik di bawah panji Pancasila," kata Daniel Johan.
Gong Xi Fa Cai, demikian Daniel mengakhiri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Menurut Daniel dalam keterangan tertulis di Pontianak, Minggu, setiap tahun PKB sebagai satu-satunya partai politik yang tidak pernah absen dalam menyambut Imlek. "Karena perayaan Imlek adalah salah satu wujud penolakan kami terhadap bentuk diskriminasi. Karena Gus Dur dan PKB adalah pencetus sejarah Imlek di Indonesia, sebagai upaya mengakhiri diskriminasi yang ada saat itu," ujar dia.
Saat menjadi Presiden RI, Gus Dur mencabut Inpres No. 14/1967 karena bertentangan dengan UUD 1945. Sebelum dicabut, Inpres tersebut selama puluhan tahun mengekang warga Tionghoa sehingga tak bisa bebas melaksanakan budayanya termasuk merayakan Imlek dan Cap Go Meh secara terbuka.
Setelah mencabutnya, Gus Dur menerbitkan Keppres No. 6/2000 yang menjamin warga Tionghoa dapat menjalankan kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadatnya secara terbuka.
"Tanpa Gus Dur tidak ada Imlek dan Cap Go Meh dirayakan secara terbuka, tanpa Gus Dur tidak ada barongsai dan naga turun ke jalan, tidak ada bahasa mandarin diajarkan di sekolah-sekolah bahkan di pesantren," kata dia.
Ia menambahkan, jika ingin melihat Indonesia yang sesungguhnya, dapat dilihat dan rasakan pada acara saat ini. "Inilah Indonesia yang otentik, yang menjadi kekuatan dan kebesaran Indonesia, kebhinekaan kita, inilah persaudaraan yang ada dan terus dibangun Indonesia sejak dulu," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini.
Ia mengajak semua bersama-sama akan memastikan bahwa Pancasila, kebhinekaan, persaudaraan akan terus abadi di bumi Indonesia.
"Bila belakangan ini kita sempat merasakan munculnya kecurigaan diantara sesama warga, seakan-akan ada kemunduran di dalam kebhinekaan, yang kemudian seolah-olah sempat menjadi masalah serius, itu hanya momen sesaat, apalagi kondisi ini didorong oleh penyebaran dunia sosmed, namun sesungguhnya itu bukanlah Indonesia yang sejatinya," kata dia.
Sedangkan PKB bersama-sama dengan masyarakat akan memastikan bahwa politik kebangsaan akan tetap menjadi warna utama politik Indonesia.
"Saya dan PKB akan menjadi garda terdepan dalam mengawal dan memastikan hal ini. Kita akan tetap berpegang teguh kepada Pancasila dan kembali ke jalan kebhinekaan," katanya menegaskan.
Sejak awal didirikan, PKB memiliki hal-hal prinsip yang tidak bisa ditawar, yaitu Pancasila, kebinekaan, kemandirian ekonomi, dan kemanusiaan.
"Untuk 4 hal ini, PKB ada di garis keras. Termasuk melindungi hak ekonomi sosial politik warga Tionghoa. PKB akan berdiri tegak dalam melawan diskriminasi dan kesenjangan. Kita harus selalu bangun persaudaraan karena persaudaraan itu berkah untuk Indonesia," ujar Daniel.
Pada kesempatan menyambut Imlek yang berbahagia ini, Daniel juga mengajak untuk banyak berbuat baik kepada sesama, kepada bangsa dan negara ini.
"Akhirnya semoga Tahun Babi Tanah ini menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk semakin memperkuat politik kebangsaan kita yang rahmatan lil alamin. Politik yang mampu membawa rahmat bagi semuanya," kata Daniel.
Ia atas nama pribadi dan keluarga, serta mewakili seluruh jajaran DPP PKB mengucapkan selamat merayakan tahun baru Imlek 2570/2019.
"Semoga di tahun ini persaudaraan kita semakin erat, semangat gotong royong semakin kuat, rejeki ibu/bapak semakin besar, dan mohon doanya agar PKB juga semakin besar mendapat kepercayaan dari rakyat, sehingga PKB bisa semakin berperan membawa Indonesia lebih baik di bawah panji Pancasila," kata Daniel Johan.
Gong Xi Fa Cai, demikian Daniel mengakhiri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019