Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar Heronimus Hero mengatakan Kabupaten Sambas pada tahun ini masih menjadi prioritas program sektor pertanian khususnya budidaya padi.
"Hal itu karena Kabupaten Sambas masih menjadi andalan Provinsi Kalbar untuk produksi beras. Setiap tahun luas tanam di daerah itu di atas 100 ribu hektare," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Heronimus menambahkan bahwa suplai produksi dari kabupaten paling utara di Provinsi Kalbar yang berbatasan darat langsung dengan Sarawak, Malaysia bisa mengambil porsi mencapai 50 persen di Kalbar.
"Dari total produksi padi di Kalbar, hampir 50 persen dari Kabupaten Sambas. Artinya Kabupaten Sambas masih menjadi lumbung padi Kalbar," kata dia.
Dikatakan dia adapun program pertanian terutama budidaya padi yang mengarah di Sambas tahun ini seperti satu di antaranya program pengembangan padi bebas residu.
"Saat ini meskipun belum diputuskan secara tertulis, namun diarahkan sudah ada 15 ribu hektare yang mendukung program tersebut di Sambas," jelas dia.
Ia menjelaskan bahwa pengembangan padi bebas residu tersebut arahnya pertanian yang ramah lingkungan dan organik. "Mudah-mudahan dengan lebel bebas residu, meskipun beras putih nanti harganya bisa khusus atau sama dengan mengarah beras khusus. Harganya tentu nanti bisa di atas Rp15 ribu per kilogram," kata dia.
Terkait dukungan pupuk subsidi untuk petani, menurutnya saat ini masih mengacu penetapan yang dikeluarkan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang RI.
"Menteri Agraria dan Tata Ruang RI menetapakan Kalbar memiliki luas pertanian seluas 155 ribuan hektare. Padahal asli kita dikisaran 300 ribuan hektare. Itu sudah tervalidasi. Makanya kita rapat dengan Komisi IV DPR RI dan disepakati bahwa rasionalisasi pupuk sama dengan tahun sebelumnya atau sesuai lahan berdasarakan data statistik pertanian," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Hal itu karena Kabupaten Sambas masih menjadi andalan Provinsi Kalbar untuk produksi beras. Setiap tahun luas tanam di daerah itu di atas 100 ribu hektare," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Heronimus menambahkan bahwa suplai produksi dari kabupaten paling utara di Provinsi Kalbar yang berbatasan darat langsung dengan Sarawak, Malaysia bisa mengambil porsi mencapai 50 persen di Kalbar.
"Dari total produksi padi di Kalbar, hampir 50 persen dari Kabupaten Sambas. Artinya Kabupaten Sambas masih menjadi lumbung padi Kalbar," kata dia.
Dikatakan dia adapun program pertanian terutama budidaya padi yang mengarah di Sambas tahun ini seperti satu di antaranya program pengembangan padi bebas residu.
"Saat ini meskipun belum diputuskan secara tertulis, namun diarahkan sudah ada 15 ribu hektare yang mendukung program tersebut di Sambas," jelas dia.
Ia menjelaskan bahwa pengembangan padi bebas residu tersebut arahnya pertanian yang ramah lingkungan dan organik. "Mudah-mudahan dengan lebel bebas residu, meskipun beras putih nanti harganya bisa khusus atau sama dengan mengarah beras khusus. Harganya tentu nanti bisa di atas Rp15 ribu per kilogram," kata dia.
Terkait dukungan pupuk subsidi untuk petani, menurutnya saat ini masih mengacu penetapan yang dikeluarkan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang RI.
"Menteri Agraria dan Tata Ruang RI menetapakan Kalbar memiliki luas pertanian seluas 155 ribuan hektare. Padahal asli kita dikisaran 300 ribuan hektare. Itu sudah tervalidasi. Makanya kita rapat dengan Komisi IV DPR RI dan disepakati bahwa rasionalisasi pupuk sama dengan tahun sebelumnya atau sesuai lahan berdasarakan data statistik pertanian," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019