Pontianak (Antaranews Kalbar) - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria menyatakan, mahalnya harga tiket yang dijual oleh sejumlah maskapai penerbangan dalam beberapa bulan terakhir, tidak hanya tergantung harga avtur.

 "Sepinya penumpang pesawat pada bulan Januari dan Februari 2019 adalah hal yang lumrah karena ini masa `low season` (musim sepi)," kata Sofyano Zakaria dalam keterangan tertulisnya kepada Antara di Pontianak, Selasa.

 Sehingga, menurut dia, Presiden Joko Widodo harus bijak menyikapi soal harga avtur dan memahami bahwa ini adalah murni bisnis "business to business".

 "Saya sangat yakin PT Pertamina (Persero) pasti akan menjual avtur dengan harga yang pasti membuahkan keuntungan bagi BUMN itu, walaupun harganya diturunkan sekalipun," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Sofyano menambahkan, avtur bukan BBM bersubsidi. Bisnis avtur adalah bisnis yang murni "business to business" yang harusnya tidak boleh ada pengaturan tentang harga.?

"Dibalik pola `business to business`-nya avtur pasti ada pemotongan yang tentu pemberlakuannya berbeda-beda. Pembelian dalam jumlah besar dan pembayaran tunai tentu bisa dapat pemotongan khusus," ujarnya.

 Sementara pembelian yang membayar dengan cara berhutang, apalagi jangka waktunya yang lama, tentu harga avturnya tidak bisa sama dengan harga yang membeli dengan cara tunai atau pembayaran dengan jangka waktu pendek, katanya.

Disinilah Pertamina harusnya menyampaikan ke publik soal "business to business" dan soal harga avtur agar dipahami semua pihak termasuk oleh presiden dan menteri sekalipun, katanya.

 Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam acara Gala Dinner Peringatan HUT ke-50 PHRI di Jakarta, Senin malam (11/2) menyatakan, akan memanggil BUMN Migas PT Pertamina terkait dugaan monopoli penjualan avtur yang disebut menyebabkan naiknya harga tiket pesawat sejumlah maskapai penerbangan.

"Berkaitan dengan harga tiket pesawat saya terus terang kaget dan malam hari ini saya baru tahu mengenai avtur yang ternyata avtur yang dijual di (Bandara) Soekarno-Hatta itu dimonopoli oleh Pertamina sendiri," katanya.

 Presiden menegaskan akan memberikan pilihan kepada Pertamina apakah bisa memberikan harga yang sama dengan harga internasional atau tidak. "Kalau tidak bisa saya akan masukkan kompetitor lain sehingga terjadi kompetisi," katanya.

Presiden Jokowi mengakui harga avtur yang tinggi sangat mengganggu industri penerbangan di tanah air.?Hal itu dinilai secara langsung berdampak pada semakin tingginya harga tiket pesawat terbang.

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019