Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie melakukan peletakan batu pertama pembangunan kantor bandara milik PT Smart Cakrawala Aviation (SCA) dan Rumah Bangsa (Museum Anti Narkoba) yang terletak di Jalan Demang Akub, Kelurahan Semelagi, Kecamatan Singkawang Utara.
"Kehadiran bandara swasta di Kota Singkawang, bukti bahwa Pemkot Singkawang selalu menyambut kepada para investor yang niatnya bertujuan untuk kemajuan Singkawang," kata Tjhai Chui Mie di Singkawang, Senin.
Terlebih, lanjutnya, kehadiran bandara ini juga nantinya bisa melayani sesuatu hal yang bersifat genting, sehingga akan memudahkan masyarakat untuk segera cepat sampai ke tempat tujuan. Untuk itu, kepada masyarakat yang tinggal di Kelurahan Semelagi Kecil diharapkan bisa mengambil peluang dari kehadiran bandara ini.
Tjhai Chui Mie juga berjanji akan membenahi infrastruktur jalan-jalan yang masih rusak guna mewujudkan Singkawang sebagai kota pariwisata. "Segera kita perbaiki," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Smart Cakrawala Aviation (SCA) Pongky mengatakan, dengan kehadiran dan beroperasinya bandara ini sembari menunggu bandara baru milik pemerintah, pihaknya siap bekerjasama dengan Pemkot Singkawang untuk bisa memanfaatkan bandara ini agar bisa berkembang.
Bandara itu juga, menurutnya, bisa dijadikan sebagai sarana edukasi untuk kemajuan Kota Singkawang. "Yang kami operasikan untuk saat ini untuk di Kalimantan Area ada tiga pesawat," ujarnya.
Dan harapannya kedepan untuk wilayah Kota Singkawang akan pihaknya jadikan sebagai tempat perawatan pesawat-pesawat dari bendera lain, khususnya perawatan pesawat kelas perintis dan menengah.
"Artinya, ketika bandara Singkawang sudah jadi, maka bandara kamilah yang paling siap di wilayah Kalbar, untuk melayani parawatan pesawat khususnya pesawat kelas perintis dan menengah," katanya.
Di tempat yang sama, Anggota DPRD Singkawang, Suriyandi mengatakan, kehadiran bandara di daerah Semelagi Kecil merupakan pintu masuk pengembangan wilayah tersebut dari sisi transportasi.
"Bisa dibayangkan, pengusaha besar untuk datang ke Kota Singkawang, dia harus terbang dari Bandara Soekarno Hatta sampai ke Bandara Supadio dengan jarak tempuh 1 jam 25 menit," katanya.
Kemudian dari Pontianak ke Kota Singkawang, jika lancar jarak tempuhnya bisa 4,5 jam menggunakan mobil. "Tapi kalau macet, bisa 6-7 jam," ujarnya.
Seorang investor yang punya kesibukan luar biasa (bisnis to bisnis), katanya, maka dia harus memerlukan waktu selama dua hari baru bisa pulang ke Jakarta. "Tapi dengan adanya bandara di Semelagi Kecil Singkawang Utara, diharapkan dapat mempercepat jarak tempuh investor sampai ke tempat tujuan," ungkapnya.
Sehingga, pengusaha yang memiliki pesawat pribadi juga bisa mendaratkan pesawat-pesawat pribadinya di bandara ini.
Untuk hari ini (kemarin,red) saja, dampaknya sudah mulai dirasakan masyarakat Semelagi. "Berapa banyak orang berjualan di luar pagar bandara. Ini baru tiga pesawat yang standby," katanya.
Ini baru sebatas orang berjualan, belum lagi berbicara soal taksi kedepannya. "Meskipun izin yang diberikan baru bersifat sementara yaitu selama 7 hari, sedangkan izin permanen sedang mereka uruskan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Kehadiran bandara swasta di Kota Singkawang, bukti bahwa Pemkot Singkawang selalu menyambut kepada para investor yang niatnya bertujuan untuk kemajuan Singkawang," kata Tjhai Chui Mie di Singkawang, Senin.
Terlebih, lanjutnya, kehadiran bandara ini juga nantinya bisa melayani sesuatu hal yang bersifat genting, sehingga akan memudahkan masyarakat untuk segera cepat sampai ke tempat tujuan. Untuk itu, kepada masyarakat yang tinggal di Kelurahan Semelagi Kecil diharapkan bisa mengambil peluang dari kehadiran bandara ini.
Tjhai Chui Mie juga berjanji akan membenahi infrastruktur jalan-jalan yang masih rusak guna mewujudkan Singkawang sebagai kota pariwisata. "Segera kita perbaiki," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Smart Cakrawala Aviation (SCA) Pongky mengatakan, dengan kehadiran dan beroperasinya bandara ini sembari menunggu bandara baru milik pemerintah, pihaknya siap bekerjasama dengan Pemkot Singkawang untuk bisa memanfaatkan bandara ini agar bisa berkembang.
Bandara itu juga, menurutnya, bisa dijadikan sebagai sarana edukasi untuk kemajuan Kota Singkawang. "Yang kami operasikan untuk saat ini untuk di Kalimantan Area ada tiga pesawat," ujarnya.
Dan harapannya kedepan untuk wilayah Kota Singkawang akan pihaknya jadikan sebagai tempat perawatan pesawat-pesawat dari bendera lain, khususnya perawatan pesawat kelas perintis dan menengah.
"Artinya, ketika bandara Singkawang sudah jadi, maka bandara kamilah yang paling siap di wilayah Kalbar, untuk melayani parawatan pesawat khususnya pesawat kelas perintis dan menengah," katanya.
Di tempat yang sama, Anggota DPRD Singkawang, Suriyandi mengatakan, kehadiran bandara di daerah Semelagi Kecil merupakan pintu masuk pengembangan wilayah tersebut dari sisi transportasi.
"Bisa dibayangkan, pengusaha besar untuk datang ke Kota Singkawang, dia harus terbang dari Bandara Soekarno Hatta sampai ke Bandara Supadio dengan jarak tempuh 1 jam 25 menit," katanya.
Kemudian dari Pontianak ke Kota Singkawang, jika lancar jarak tempuhnya bisa 4,5 jam menggunakan mobil. "Tapi kalau macet, bisa 6-7 jam," ujarnya.
Seorang investor yang punya kesibukan luar biasa (bisnis to bisnis), katanya, maka dia harus memerlukan waktu selama dua hari baru bisa pulang ke Jakarta. "Tapi dengan adanya bandara di Semelagi Kecil Singkawang Utara, diharapkan dapat mempercepat jarak tempuh investor sampai ke tempat tujuan," ungkapnya.
Sehingga, pengusaha yang memiliki pesawat pribadi juga bisa mendaratkan pesawat-pesawat pribadinya di bandara ini.
Untuk hari ini (kemarin,red) saja, dampaknya sudah mulai dirasakan masyarakat Semelagi. "Berapa banyak orang berjualan di luar pagar bandara. Ini baru tiga pesawat yang standby," katanya.
Ini baru sebatas orang berjualan, belum lagi berbicara soal taksi kedepannya. "Meskipun izin yang diberikan baru bersifat sementara yaitu selama 7 hari, sedangkan izin permanen sedang mereka uruskan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019