Petugas KPPS di TPS 03, Desa Rasau Jaya Umum, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, mendatangi langsung rumah seorang wartawan atas nama Ocsya Ade CP yang ingin menyalurkan hak pilihnya, karena sakit.
"Pelayanan ini kami lakukan, karena sebagai warga negara berhak dalam menggunakan hak pilih, meskipun yang bersangkutan sedang sakit. Dan kami mendatangi langsung ke rumah warga yang tidak bisa langsung ke TPS itu," kata Japri, Petugas KPPS TPS 03 saat dihubungi di Rasau Jaya, Rabu.
Ia mengatakan, Ocsya merupakan peserta pemilih satu-satunya yang berhalangan untuk memilih di TPS. "Cuma bang Ocsya saja yang mencoblos di rumahnya karena sakit, dan merupakan pemilih terakhir," katanya.
Wartawan media cetak dan online di Kota Pontianak yang bernama Ocsya Ade CP tersebut, menjadi korban kecelakaan sehari sebelum pencoblosan. Dia ditabrak dari belakang oleh orang tidak dikenal di pertigaan Rasau Jaya-Kuala Dua, Selasa (16/4) malam.
"Luka yang saya alami tidak begitu parah, hanya di lutut dan tangan serta jari, karena terjadi pembengkakan, saya menjadi sulit untuk bergerak apalagi untuk menuju ke TPS. Makanya saya melapor ke petugas KPPS agar mereka bisa datang ke rumah, dan alhamdulillah tetap dilayani oleh petugas KPPS," ungkapnya.
Ocsya menjelaskan, kecelakaan tersebut, dialaminya saat dia baru pulang dari acara nongkrong Milenial Antihoaks Hadapi Pemilu 2019 bersama Hoax Crisis Centre (HCC) Kalbar, bersama Kapolda Kalbar, Bawaslu dan KPU Kalbar serta praktisi literasi, di Cafe Fuzz Pontianak, Jalan Sutan Syahrir Pontianak.
Setibanya di pertigaan Rasau Jaya-Kuala Dua, sekitar pukul 23.00 WIB, sepeda motor yang dikendarainya ditabrak dari belakang. Akibatnya, Ocsya beserta motor terseret sekitar 5-7 meter sehingga mengalami luka pada lutut kanan serta kedua tangan dan jarinya, sementara pengendara motor yang menabraknya melarikan diri.
"Saya sempat terkapar, dan tidak ada satupun orang yang menolong, dan sempat mendengar teriakan 'kejar bang kejar'. Saya coba bangun, melihat pelaku memang melarikan diri, kemudian dari lokasi kejadian, saya berkendara pelan-pelan untuk bisa sampai ke rumah sambil menahan perih," ujar Tim Research HCC Kalbar itu.
Pria yang akrab disapa Oksa ini menjadikan musibah tersebut sebagai pembelajaran untuk lebih berhati-hati lagi. Apalagi sebagai seorang pemburu berita dan relawan antihoaks, tingkat kewaspadaan dari segala kejadian negatif mesti harus ditingkatkan lagi. "Saya sedih tidak bisa mengawal pesta demokrasi ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Pelayanan ini kami lakukan, karena sebagai warga negara berhak dalam menggunakan hak pilih, meskipun yang bersangkutan sedang sakit. Dan kami mendatangi langsung ke rumah warga yang tidak bisa langsung ke TPS itu," kata Japri, Petugas KPPS TPS 03 saat dihubungi di Rasau Jaya, Rabu.
Ia mengatakan, Ocsya merupakan peserta pemilih satu-satunya yang berhalangan untuk memilih di TPS. "Cuma bang Ocsya saja yang mencoblos di rumahnya karena sakit, dan merupakan pemilih terakhir," katanya.
Wartawan media cetak dan online di Kota Pontianak yang bernama Ocsya Ade CP tersebut, menjadi korban kecelakaan sehari sebelum pencoblosan. Dia ditabrak dari belakang oleh orang tidak dikenal di pertigaan Rasau Jaya-Kuala Dua, Selasa (16/4) malam.
"Luka yang saya alami tidak begitu parah, hanya di lutut dan tangan serta jari, karena terjadi pembengkakan, saya menjadi sulit untuk bergerak apalagi untuk menuju ke TPS. Makanya saya melapor ke petugas KPPS agar mereka bisa datang ke rumah, dan alhamdulillah tetap dilayani oleh petugas KPPS," ungkapnya.
Ocsya menjelaskan, kecelakaan tersebut, dialaminya saat dia baru pulang dari acara nongkrong Milenial Antihoaks Hadapi Pemilu 2019 bersama Hoax Crisis Centre (HCC) Kalbar, bersama Kapolda Kalbar, Bawaslu dan KPU Kalbar serta praktisi literasi, di Cafe Fuzz Pontianak, Jalan Sutan Syahrir Pontianak.
Setibanya di pertigaan Rasau Jaya-Kuala Dua, sekitar pukul 23.00 WIB, sepeda motor yang dikendarainya ditabrak dari belakang. Akibatnya, Ocsya beserta motor terseret sekitar 5-7 meter sehingga mengalami luka pada lutut kanan serta kedua tangan dan jarinya, sementara pengendara motor yang menabraknya melarikan diri.
"Saya sempat terkapar, dan tidak ada satupun orang yang menolong, dan sempat mendengar teriakan 'kejar bang kejar'. Saya coba bangun, melihat pelaku memang melarikan diri, kemudian dari lokasi kejadian, saya berkendara pelan-pelan untuk bisa sampai ke rumah sambil menahan perih," ujar Tim Research HCC Kalbar itu.
Pria yang akrab disapa Oksa ini menjadikan musibah tersebut sebagai pembelajaran untuk lebih berhati-hati lagi. Apalagi sebagai seorang pemburu berita dan relawan antihoaks, tingkat kewaspadaan dari segala kejadian negatif mesti harus ditingkatkan lagi. "Saya sedih tidak bisa mengawal pesta demokrasi ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019