Kepala BNNK Sanggau AKBP Ngatya mengatakan, terjadi peningkatan jumlah warga yang direhabilitasi karena tersangkut kasus narkotika.
"Jika dilihat dari data pengungkapan kasus terjadi trend kenaikan. Tapi saya lebih menyoroti hasil rehabilitasi. Data 2019 terjadi kenaikan dari 2018. Sampai hari ini sudah ada 33 residen yang direhab, sementara 2018 sebanyak 27 residen," ujar Ngatya di Sanggau, Rabu.
Ditambahkan, dari 33 residen yang direhabilitasi, sebanyak 29 orang atau 88 persen diantaranya berasal dari kalangan milenial yang berusia di bawah 35 tahun.
"Nah ini yang menjadi perhatian kita semua ternyata tema yang diangkat yakni milenial sehat tanpa narkoba menuju Indonesia Emas tahun 2045 sangat relevan dengan kondisi kita di Sanggau. Oleh karena itu ini menjadi tugas kita bersama, baik BNNK, Pemkab Sanggau maupun TNI/Polri," ujarnya.
Baca juga: Pelajar direhabilitasi karena narkoba di Sanggau naik 100 persen
Sementara, Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi menyampaikan secara karakteristik Kabupaten Sanggau berbatasan langsung dengan Malaysia. Kabupaten Sanggau juga merupakan pintu masuk ke wiilayah RI. Inilah yang menyebabkan Kabupaten Sanggau menjadi rentan terhadap masuk dan transitnya narkotika dari Malaysia ke Indonesia.
"Ini bisa kita lihat dari penangkapan beberapa waktu lalu yang begitu signifikan dengan barang bukti beberapa kilo dan hasil pengungkapan narkoba yang dilakukan Polres Sanggau yang begitu masif," jelasnya. Hasil pengungkapan Polres Sanggau, kasus narkoba sudah merambah sampai ke tingkat kecamatan-kecamatan khususnya di wilayah perbatasan.
"Untuk pemberantasan narkoba ini harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, tidak hanya TNI/Polri. Tidak hanya aparat saja, tapi kita semua karena ini juga komitmen pemerintah untuk perang melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Harus kita lawan bersama-sama," katanya.
Baca juga: Polisi bekuk bandar sabu Tayan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Jika dilihat dari data pengungkapan kasus terjadi trend kenaikan. Tapi saya lebih menyoroti hasil rehabilitasi. Data 2019 terjadi kenaikan dari 2018. Sampai hari ini sudah ada 33 residen yang direhab, sementara 2018 sebanyak 27 residen," ujar Ngatya di Sanggau, Rabu.
Ditambahkan, dari 33 residen yang direhabilitasi, sebanyak 29 orang atau 88 persen diantaranya berasal dari kalangan milenial yang berusia di bawah 35 tahun.
"Nah ini yang menjadi perhatian kita semua ternyata tema yang diangkat yakni milenial sehat tanpa narkoba menuju Indonesia Emas tahun 2045 sangat relevan dengan kondisi kita di Sanggau. Oleh karena itu ini menjadi tugas kita bersama, baik BNNK, Pemkab Sanggau maupun TNI/Polri," ujarnya.
Baca juga: Pelajar direhabilitasi karena narkoba di Sanggau naik 100 persen
Sementara, Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi menyampaikan secara karakteristik Kabupaten Sanggau berbatasan langsung dengan Malaysia. Kabupaten Sanggau juga merupakan pintu masuk ke wiilayah RI. Inilah yang menyebabkan Kabupaten Sanggau menjadi rentan terhadap masuk dan transitnya narkotika dari Malaysia ke Indonesia.
"Ini bisa kita lihat dari penangkapan beberapa waktu lalu yang begitu signifikan dengan barang bukti beberapa kilo dan hasil pengungkapan narkoba yang dilakukan Polres Sanggau yang begitu masif," jelasnya. Hasil pengungkapan Polres Sanggau, kasus narkoba sudah merambah sampai ke tingkat kecamatan-kecamatan khususnya di wilayah perbatasan.
"Untuk pemberantasan narkoba ini harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, tidak hanya TNI/Polri. Tidak hanya aparat saja, tapi kita semua karena ini juga komitmen pemerintah untuk perang melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Harus kita lawan bersama-sama," katanya.
Baca juga: Polisi bekuk bandar sabu Tayan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019