Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmijdi menantang para gubernur dari seluruh Indonesia yang hadir di pembukaan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional XXV di Pontianak untuk menyulut meriam karbit.
“Saat pembukaan malam ini, para gubernur yang berani dan mau mencoba menyulut meriam karbit dipersilahkan,” ujarnya saat pembukaan Pameran Kuliner dan Kerajinan STQ Nasional XXV di Pontianak, Sabtu.
Ia mengingatkan bahwa berani untuk menyulut meriam karbit tersebut jangan setengah-setengah karena dentuman atau suara meriam karbit akan menggelegar.
“Kalau berani saya tantang, ya. Suaranya nyaring, kalau tak kuat mending jauh-jauh. Apalagi jantungan,” canda dia kepada peserta yang hadir.
Ia menjelaskan bahwa karbit yang disulut pada malam pembukaan STQ Nasional tersebut sebanyak 25 buah. Meriam karbit yang terbuat dari kayu tersebut memiliki ukuran dengan diameter sekitar 80 – 90 centimeter dengan panjang sekitar 6 meter.
“Ada 25 meriam karbit di pinggir atau menghadap sungai terpanjang di Indonesia, Sungai Kapuas. Karbit yang dibutuhkan untuk satu meriam sekitar 7 ons. Jadi bagaimana tidak nyaring,” katanya.
Tradisi permainan rakyat meriam karbit saat ini telah resmi menjadi warisan kesenian budaya Melayu Kota Pontianak, sehingga tidak ada pihak lain yang bisa mengklaim hal tersebut. Permainan meriam karbit telah mendapat pengakuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda.
Meriam Karbit yang menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak diharapkan go international. Setiap menjelang Idul Fitri, selalu diadakan Festival Meriam Karbit di sepanjang Sungai Kapuas. Setiap gelaran festival ratusan meriam karbit yang disulut. Hal itu menjadi daya tarik sendiri.
Saat ini pula di sejumlah kegiatan, menyulut meriam karbit saat pembukaan sudah sering dilakukan. Tentu untuk ukuran meriamnya bervariasi tergantung momen kegiatan yang digelar.
Dijadwalkan pada malam hari ini, dilakukan pembukaan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional XXV di Taman Alun Alun Kapuas. STQ Nasional sendiri digelar sajak 28 Juni – 6 Juli 2019. Terdapat lima lokasi lomba di kegiatan nasional tersebut yakni di Taman Alun Alun Kapuas, Tugu Khatulistiwa, Masjid Raya Mujahidin, Universitas Tanjungpura Pontianak dan Institut Agama Islam Negeri Pontianak.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019