Bunyi alu bertalu-talu di halaman Indoor Apang Semangai di komplek Stadion Baning Sintang, Rabu (10/7). Para wanita menggunakan berbagai ragam baju adat Dayak berkumpul untuk menumbuk dan menampi padi.

Setiap peserta mendapatkan waktu selama 5 menit untuk menumbuk dan menampi padi. Salah satu kriteria lomba yang penting untuk diperhatikan oleh para peserta, kebersihan dan kerapian hasil tumbukan. Kriteria lainnya, juri akan menilai kekompakan, kerjasama, artistik dan busana dari para peserta.

Kata Martina Nyelam selaku salah seorang juri pada perlombaan ini, peserta ada 16 kelompok yang ikut mulai dari perwakilan DAD tiap kecamatan dan dari sanggar-sanggar yang ada di Sintang.

Antusias yang tinggi terlihat dari kecamatan-kecamatan, Ketungau Tengah bahkan mengirim sampai 3 tim. Selain Martina Nyelam, dua juri lainnya yang ikut menilai Sabmuniah dan Helena Dewi Purwati.

Alu dan lesung serta padi yang telah dijemur sudah disediakan oleh pihak panitia. Wajah-wajah antusias para wanita Dayak terpancar lewat senyum sumringah mereka untuk memeriahkan acara ini. Rasa bangga dengan mengenakan busana khas setiap sub suku yang ada di tiap kecamatan terlihat tidak hanya para peserta tapi juga para suporter yang hadir.

Menumbuk padi dilakukan oleh 4 orang. Setiap tim mendapat jatah 1 kilogram padi dari panitia. Sebagai apresiasi, panitia PDG Sintang 2019 menyediakan piala, piagam, dan uang pembinaan bagi para pemenang. Fransiska Galung, sebagai salah satu peserta perwakilan dari Kelompok Arisan Dayak Desa menyampaikan rasa senang dan bangga bisa ikut berpartisipasi dalam lomba di pekan gawai ini.

"Ya kita kan biasa numbuk ya, cuma disini kita kan ditonton oleh banyak orang, awal-awal numbuk tadi sempat grogi juga," kata Ika.

Juara pertama nomor undian 4 dari Perkumpulan Arisan Dayak Desa. Ditempat kedua ada perwakilan dari DAD Ketungau Tengah dengan nomor undian 15 dan juara ketiga diraih oleh nomor undian 9 dari DAD Dedai. Tampak Ketua Panitia, Yustinus hadir meninjau jalannya perlombaan.

Pewarta: Tantra

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019