Rumah Sakit Ade M Djoen Sintang menggelar operasi bibir sumbing gratis. Kegiatan tersebut disaksikan langsung
Bupati Sintang, Jarot Winarno.
"Kegiatan ini merupakan program pemerintah untuk membantu masyarakat yang ingin melakukan operasi tanpa dipungut biaya sepeser pun," katanya.
Menurut Bupati Sintang, bibir sumbing adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami oleh bayi dan anak-anak di Kabupaten Sintang. Terutama yang ada di pelosok-pelosok desa.
“Dengan operasi gratis ini kita dapat mambantu masyarakat yang kurang mampu. Kebanyakan kasus bibir sumbing dapat diketahui setelah bayi dilahirkan bahkan bisa di deteksi sejak usia kelahiran 13 minggu dengan cara USG,” kata Bupati Sintang.
Pengobatan bibir sumbing ini adalah operasi menyatukan kembali celah bibir yang terbentuk pada mulut bayi. Ini sangat membantu karena bukan hanya menormalkan kondisi fisik saja, juga bertujuan untuk memudahkan anak saat makan, berbicara, dan mendengar.
Bupati Sintang mengajak semua masyarakat Sintang untuk membawa anak-anak kita melakukan operasi bibir sumbing. “Kita beri mereka hidup yang lebih baik dan sama dengan anak -anak normal lainnya supaya mereka semangat untuk menjalankan kehidupan mereka kelak,” pesan Bupati Sintang.
Jarot juga mengajak agar jangan membiarkan anak-anak dengan bibir sumbing sampai menginjak usia dewasa karena memiliki beberapa resiko yang dapat dialami oleh bayi. Karena bibir sumbing yakni bisa mengalami penumpukan cairan pada telinga bagian tengah sehingga bisa menyebabkan infeksi telinga bahkan gangguan pendengaran terhadap bayi.
Setelah pasca operasi, anak juga akan diberikan perawatan lanjutan lainnya berupa terapi bicara dan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini bertujuan supaya anak-anak dapat bericara dengan lancar dan beradaptasi dengan fisik yang jauh lebih normal.
Tahapan operasi bibir sumbing akan berbeda penanganannya, sebab melihat dari usia anak dan seberapa parah kondisi bibir sumbing yang di alami. Dalam beberapa kasus anak yang mengalami bibir sumbing membutuhkan operasi tambahan. Hal ini tergantung dari kebutuhan masing masing pasien dan seberapa parah efek bibir sumbing yang di alami oleh pasien.
Kristina Kepala Bidang Pelayanan Di Rumah Sakit Ade M. Djoen Sintang yang juga Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Operasi Bibir Sumbing Gratis menyampaikan operasi bibir sumbing gratis ini hasil kerjasama dengan Yayasan Karya Hati Insani dari Semarang Jawa Tengah yang membawa delapan dokter ahli bedah yanng di pimpin lansung Oleh drg. Franciskus.
“Kegiatan Operasi dilaksanakan selama dua hari yakni dari tanggal 11 dan 12 juli 2019,” terang Kristinia.
Jumlah yang mengikuti pelaksanaan operasi bibir sumbing gratis ini sebanyak 15 Orang yang berasal dari empat kabupaten yaitu Sintang, Kapuas Hulu, Sekadau, dan Melawi.
Dari ke empat kabupaten tersebut yang terdaftar sebanyak 33 orang, namun setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, hanya 15 orang yang bisa menjalani operasi mengingat resiko yang akan terjadi pasien.
Baca juga: "ANTAM Beri Anak Kami Senyum Termanis"
Baca juga: Antam Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis
Kristina menambahkan sesuai dengan pelayanan yang berfokus pada peduli kesehatan masyarakat dalam pelayanan masyarakat kegiatan operasi ini bertujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan perawatan bedah mulut berkelanjutan pada usia dini, mengurangi jumlah pasien bibir sumbing yang cenderung meningkat setiap tahunnya, serta menghadirkan kembali senyum di wajah yang merupakan hasil usaha dan aspek fisik dan psiko-sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Bupati Sintang, Jarot Winarno.
"Kegiatan ini merupakan program pemerintah untuk membantu masyarakat yang ingin melakukan operasi tanpa dipungut biaya sepeser pun," katanya.
Menurut Bupati Sintang, bibir sumbing adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami oleh bayi dan anak-anak di Kabupaten Sintang. Terutama yang ada di pelosok-pelosok desa.
“Dengan operasi gratis ini kita dapat mambantu masyarakat yang kurang mampu. Kebanyakan kasus bibir sumbing dapat diketahui setelah bayi dilahirkan bahkan bisa di deteksi sejak usia kelahiran 13 minggu dengan cara USG,” kata Bupati Sintang.
Pengobatan bibir sumbing ini adalah operasi menyatukan kembali celah bibir yang terbentuk pada mulut bayi. Ini sangat membantu karena bukan hanya menormalkan kondisi fisik saja, juga bertujuan untuk memudahkan anak saat makan, berbicara, dan mendengar.
Bupati Sintang mengajak semua masyarakat Sintang untuk membawa anak-anak kita melakukan operasi bibir sumbing. “Kita beri mereka hidup yang lebih baik dan sama dengan anak -anak normal lainnya supaya mereka semangat untuk menjalankan kehidupan mereka kelak,” pesan Bupati Sintang.
Jarot juga mengajak agar jangan membiarkan anak-anak dengan bibir sumbing sampai menginjak usia dewasa karena memiliki beberapa resiko yang dapat dialami oleh bayi. Karena bibir sumbing yakni bisa mengalami penumpukan cairan pada telinga bagian tengah sehingga bisa menyebabkan infeksi telinga bahkan gangguan pendengaran terhadap bayi.
Setelah pasca operasi, anak juga akan diberikan perawatan lanjutan lainnya berupa terapi bicara dan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini bertujuan supaya anak-anak dapat bericara dengan lancar dan beradaptasi dengan fisik yang jauh lebih normal.
Tahapan operasi bibir sumbing akan berbeda penanganannya, sebab melihat dari usia anak dan seberapa parah kondisi bibir sumbing yang di alami. Dalam beberapa kasus anak yang mengalami bibir sumbing membutuhkan operasi tambahan. Hal ini tergantung dari kebutuhan masing masing pasien dan seberapa parah efek bibir sumbing yang di alami oleh pasien.
Kristina Kepala Bidang Pelayanan Di Rumah Sakit Ade M. Djoen Sintang yang juga Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Operasi Bibir Sumbing Gratis menyampaikan operasi bibir sumbing gratis ini hasil kerjasama dengan Yayasan Karya Hati Insani dari Semarang Jawa Tengah yang membawa delapan dokter ahli bedah yanng di pimpin lansung Oleh drg. Franciskus.
“Kegiatan Operasi dilaksanakan selama dua hari yakni dari tanggal 11 dan 12 juli 2019,” terang Kristinia.
Jumlah yang mengikuti pelaksanaan operasi bibir sumbing gratis ini sebanyak 15 Orang yang berasal dari empat kabupaten yaitu Sintang, Kapuas Hulu, Sekadau, dan Melawi.
Dari ke empat kabupaten tersebut yang terdaftar sebanyak 33 orang, namun setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, hanya 15 orang yang bisa menjalani operasi mengingat resiko yang akan terjadi pasien.
Baca juga: "ANTAM Beri Anak Kami Senyum Termanis"
Baca juga: Antam Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis
Kristina menambahkan sesuai dengan pelayanan yang berfokus pada peduli kesehatan masyarakat dalam pelayanan masyarakat kegiatan operasi ini bertujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan perawatan bedah mulut berkelanjutan pada usia dini, mengurangi jumlah pasien bibir sumbing yang cenderung meningkat setiap tahunnya, serta menghadirkan kembali senyum di wajah yang merupakan hasil usaha dan aspek fisik dan psiko-sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019