Sejumlah perusahaan perkebunan sawit di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi selain bekerja rutin juga mendapat tugas tambahan melakukan ronda untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Ya kami mendapat tugas tambahan, melakukan pengawasan karhutla yang dilakukan 24 jam dengan berbagi shift. Siang ini saya baru pulang kerja sekaligus ronda karhutla," kata Muhamad Fikri, salah seorang pekerja perkebunan sawit di Arang-Arang Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muarojambi, Senin.
Penduduk yang tinggal di Kawasan Parit Kumpeh Ulu tersebut baru pulang dari kebun sawit tempatnya bekerja. Ia menyebutkan mendapat shift pagi hingga siang hari untuk bekerja dan juga mengawasi perkebunan itu.
"Kebetulan lokasi karhutla dekat dengan kebun kami di sini, sehingga kami lebih intensif lagi. Termasuk juga mengawasi di kawasan kebun kami," katanya.
Ia menyebutkan pada musim kemarau seperti saat ini, perkebunan sawit di atas lahan gambut tersebut sangat rawan terbakar. Ia memiliki beberapa pengalaman terkait karhutla di kawasan itu, bahkan pada 2015 ia juga terlibat ikut memadamkan kebakaran lahan.
Baca juga: Lahan terbakar di Kotawaringin Timur, rambah perkebunan sawit
Baca juga: Aipda Hendry Novian modifikasi kendaraan Bhabinkamtibmas untuk sedot air padamkan karhutla
"Pekan ini tim dari TNI, Polri, BPBD dan Manggala Agni melakukan penanganan kebakaran di perbatasan Desa Arang Arang dan Desa Sipin I. Saya tidak turun, tapi kami meningkatkan antisipasi di lahan kami," katanya.
Bila ada tanda-tanda yang potensial terbakar, kami langsung melakukan penanganan sendiri. Kebetulan di lokasi perkebunan tempatnya bekerja masih ada persediaan air.
Sementara itu di kawasan perbatasan Desa Arang-Arang Kumpeh Ulu, tim gabungan masih berjibaku melakukan pemadaman dan pendinginan lahan gambut. Selain menyebar pasukan ke lokasi karhutla, juga dilakukan pemadaman dengan menggunakan helikopter "water bombing" yang telah dilakukan sejak Sabtu lalu.
"Lokasi kebakaran itu masih ada sumber air, bisa menggunakan pompa air. Tapi karena lahan gambut maka sulit pemadamannya, bisa saja sore ini api di atas sudah diatasi, tapi di bawah bisa muncul lagi," kata Fikri.
Baca juga: IAR Indonesia ikut padamkan karhutla masyarakat di Ketapang
Baca juga: Puluhan personil Satgas Pencegahan Karhutla siap bertugas di Singkawang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Ya kami mendapat tugas tambahan, melakukan pengawasan karhutla yang dilakukan 24 jam dengan berbagi shift. Siang ini saya baru pulang kerja sekaligus ronda karhutla," kata Muhamad Fikri, salah seorang pekerja perkebunan sawit di Arang-Arang Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muarojambi, Senin.
Penduduk yang tinggal di Kawasan Parit Kumpeh Ulu tersebut baru pulang dari kebun sawit tempatnya bekerja. Ia menyebutkan mendapat shift pagi hingga siang hari untuk bekerja dan juga mengawasi perkebunan itu.
"Kebetulan lokasi karhutla dekat dengan kebun kami di sini, sehingga kami lebih intensif lagi. Termasuk juga mengawasi di kawasan kebun kami," katanya.
Ia menyebutkan pada musim kemarau seperti saat ini, perkebunan sawit di atas lahan gambut tersebut sangat rawan terbakar. Ia memiliki beberapa pengalaman terkait karhutla di kawasan itu, bahkan pada 2015 ia juga terlibat ikut memadamkan kebakaran lahan.
Baca juga: Lahan terbakar di Kotawaringin Timur, rambah perkebunan sawit
Baca juga: Aipda Hendry Novian modifikasi kendaraan Bhabinkamtibmas untuk sedot air padamkan karhutla
"Pekan ini tim dari TNI, Polri, BPBD dan Manggala Agni melakukan penanganan kebakaran di perbatasan Desa Arang Arang dan Desa Sipin I. Saya tidak turun, tapi kami meningkatkan antisipasi di lahan kami," katanya.
Bila ada tanda-tanda yang potensial terbakar, kami langsung melakukan penanganan sendiri. Kebetulan di lokasi perkebunan tempatnya bekerja masih ada persediaan air.
Sementara itu di kawasan perbatasan Desa Arang-Arang Kumpeh Ulu, tim gabungan masih berjibaku melakukan pemadaman dan pendinginan lahan gambut. Selain menyebar pasukan ke lokasi karhutla, juga dilakukan pemadaman dengan menggunakan helikopter "water bombing" yang telah dilakukan sejak Sabtu lalu.
"Lokasi kebakaran itu masih ada sumber air, bisa menggunakan pompa air. Tapi karena lahan gambut maka sulit pemadamannya, bisa saja sore ini api di atas sudah diatasi, tapi di bawah bisa muncul lagi," kata Fikri.
Baca juga: IAR Indonesia ikut padamkan karhutla masyarakat di Ketapang
Baca juga: Puluhan personil Satgas Pencegahan Karhutla siap bertugas di Singkawang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019