Sejumlah sekolah di bawah naungan Yayasan Katolik TK dan SD Bruder Dahlia di Kecamatan Pontianak, Selatan, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, memperpanjang masa libur di sekolah tersebut sebagai dampak kabut asap akibat karhutla.
Kepala Sekolah Bruder Dahlia Pontianak, Stephanus Supriyatna di Pontianak, Rabu, mengatakan, pihaknya meliburkan aktivitas sekolah selama tiga hari, yakni mulai tanggal 13-15, dan kembali aktif Jumat (16/8).
Ia menjelaskan, kebijakan untuk memperpanjang masa libur sekolah dampak kabut asap tersebut, dilakukan demi kesehatan para siswa dan bertepatan dengan memperingati hari keagamaan dalam kalender umat Katolik sehingga dilakukan perpanjangan libur tersebut hingga Kamis.
Baca juga: Pontianak liburkan aktivitas belajar TK-SD dampak kabut asap
"Intinya kami selalu mentaati aturan dan arahan dari Dinas Pendidikan dan Kabudayaan Kota Pontianak, dan sebelumnya kami juga mengurangi proses belajar di luar ruangan kelas, guna menekan seminimal mungkin para siswa dari paparan kabut asap secara langsung," ujarnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak, Kalbar menyatakan pada Rabu masih terpantau 148 titik panas akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa kabupaten di Provinsi Kalbar.
Titik panas terbanyak di Kabupaten Ketapang (56 titik panas), disusul Kubu Raya (37), Sanggau (19), Kapuas Hulu (12), Landak (9), Bengkayang, Mempawah, dan Kayong Utara masing-masing empat titik panas, Sintang dan Melawi masing-masing satu titik panas, sedangkan Kabupaten Sekadau, Kota Pontianak, dan Singkawang tidak ada titik panas.
Baca juga: Terdata 10 hektare lahan gambut terbakar di Pontianak
Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyatakan diliburkannya aktivitas belajar mulai dari tingkat TK hingga SD di kota itu atas pertimbangan kesehatan dan keselamatan siswa yang terkena dampak kabut asap, akibat kebakaran hutan dan lahan.
"Selain itu, kami juga mempertimbangkan masukan dari beberapa orang tua siswa, sehingga kami memutuskan meliburkan aktivitas belajar mulai dari TK dan SD tersebut, sementara untuk SMP/sederajat waktu kegiatan belajar mengajar dimundurkan, yakni masuk mulai pukul 09.00 WIB dan pulang seperti hari biasanya," katanya.
Ia menjelaskan, puncak kualitas udara kategori tidak sehat yakni, mulai pukul 04.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB, sehingga pihaknya memutuskan meliburkan aktivitas belajar mulai tingkat TK hingga SD selama dua hari, yakni tanggal 13-14 Agustus, dan mulai masuk kembali, Kamis (15/8).
Baca juga: Diliburkannya TK dan SD di Pontianak atas pertimbangan kesehatan siswa
Ia berharap, cuaca berangsur membaik, dan kebakaran hutan serta lahan segera berkurang, sehingga udara di Kota Pontianak berangsur-angsur normal kembali.
Sementara itu, Kota Pontianak dan sekitarnya, Selasa sore (13/8) sekitar pukul 16.00 WIB sempat diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi sekitar 15 hingga 20 menit.
Baca juga: Masih terpantau 148 titik panas di Kalbar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Kepala Sekolah Bruder Dahlia Pontianak, Stephanus Supriyatna di Pontianak, Rabu, mengatakan, pihaknya meliburkan aktivitas sekolah selama tiga hari, yakni mulai tanggal 13-15, dan kembali aktif Jumat (16/8).
Ia menjelaskan, kebijakan untuk memperpanjang masa libur sekolah dampak kabut asap tersebut, dilakukan demi kesehatan para siswa dan bertepatan dengan memperingati hari keagamaan dalam kalender umat Katolik sehingga dilakukan perpanjangan libur tersebut hingga Kamis.
Baca juga: Pontianak liburkan aktivitas belajar TK-SD dampak kabut asap
"Intinya kami selalu mentaati aturan dan arahan dari Dinas Pendidikan dan Kabudayaan Kota Pontianak, dan sebelumnya kami juga mengurangi proses belajar di luar ruangan kelas, guna menekan seminimal mungkin para siswa dari paparan kabut asap secara langsung," ujarnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak, Kalbar menyatakan pada Rabu masih terpantau 148 titik panas akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa kabupaten di Provinsi Kalbar.
Titik panas terbanyak di Kabupaten Ketapang (56 titik panas), disusul Kubu Raya (37), Sanggau (19), Kapuas Hulu (12), Landak (9), Bengkayang, Mempawah, dan Kayong Utara masing-masing empat titik panas, Sintang dan Melawi masing-masing satu titik panas, sedangkan Kabupaten Sekadau, Kota Pontianak, dan Singkawang tidak ada titik panas.
Baca juga: Terdata 10 hektare lahan gambut terbakar di Pontianak
Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyatakan diliburkannya aktivitas belajar mulai dari tingkat TK hingga SD di kota itu atas pertimbangan kesehatan dan keselamatan siswa yang terkena dampak kabut asap, akibat kebakaran hutan dan lahan.
"Selain itu, kami juga mempertimbangkan masukan dari beberapa orang tua siswa, sehingga kami memutuskan meliburkan aktivitas belajar mulai dari TK dan SD tersebut, sementara untuk SMP/sederajat waktu kegiatan belajar mengajar dimundurkan, yakni masuk mulai pukul 09.00 WIB dan pulang seperti hari biasanya," katanya.
Ia menjelaskan, puncak kualitas udara kategori tidak sehat yakni, mulai pukul 04.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB, sehingga pihaknya memutuskan meliburkan aktivitas belajar mulai tingkat TK hingga SD selama dua hari, yakni tanggal 13-14 Agustus, dan mulai masuk kembali, Kamis (15/8).
Baca juga: Diliburkannya TK dan SD di Pontianak atas pertimbangan kesehatan siswa
Ia berharap, cuaca berangsur membaik, dan kebakaran hutan serta lahan segera berkurang, sehingga udara di Kota Pontianak berangsur-angsur normal kembali.
Sementara itu, Kota Pontianak dan sekitarnya, Selasa sore (13/8) sekitar pukul 16.00 WIB sempat diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi sekitar 15 hingga 20 menit.
Baca juga: Masih terpantau 148 titik panas di Kalbar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019