Festival Saprahan yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, kembali hadir dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-248 Kota Pontianak, yang kali ini pesertanya adalah pelajar SMP.

“Ada 21 kelompok peserta yang berpartisipasi dari berbagai perwakilan sekolah yang menyajikan saprahan dalam Festival Saprahan HUT Kota Pontianak,” ujar Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Rendrayani saat pergelaran Festival Seprahan Pelajar Tingkat SMP Se-Kota Pontianak Tahun 2019 di Pontianak, Rabu.

Festival Saprahan yang digelar di Rumah Adat Melayu Kota Pontianak diiringi musik dan lagu-lagu Melayu peserta saprahan menyajikan makanannya.

Satu per satu kelompok memasuki ruangan menggunakan pakaian adat Melayu, yaitu "telok belanga" dan menyajikan makanan saprahan yang telah mereka siapkan dengan tata krama sesuai adat istiadat budaya Melayu.

Ada lima makanan yang ada dalam saprahan yang wajib disajikan , yaitu acar, semur, pacari nanas , selada dan sambal.

“Saprahan sendiri merupakan budaya makan dari istana dan ini bermakna duduk sama rendah, berdiri sama tinggi,“ kata Rendrayani.

Festival yang ada dan diperuntukkan pelajar SMP, kata dia, tidak lain bertujuan untuk mengenalkan anak-anak akan kebudayaan Melayu, salah satunya yaitu saprahan.

“Semoga semakin banyak yang antusias dalam Festival Saprahan ini ke depannya dan anak muda milenial semakin banyak yang mengenal budaya saprahan ini,” harap dia.

Makan Saprahan merupakan adat istiadat budaya Melayu. Berasal dari kata "Saprah" yang artinya berhampar, yakni budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan bersila di atas lantai secara berkelompok yang terdiri dari enam orang dalam satu kelompoknya.

Dalam makan Saprahan, semua hidangan makanan disusun secara teratur di atas kain saprah. Sedangkan peralatan dan perlengkapannya mencakup kain Saprahan, piring makan, kobokan beserta serbet, mangkok nasi, mangkok lauk pauk, sendok nasi dan lauk serta gelas minuman.

Untuk menu hidangan di antaranya, nasi putih atau nasi kebuli, semur daging, sayur dalca, sayur paceri nanas atau terong, selada, acar telur, sambal bawang dan sebagainya. Kemudian untuk minuman yang disajikan adalah air serbat berwarna merah.

Selama satu bulan penuh dan sudah menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Pontianak menggelar sejumlah kegiatan dalam rangka perayaan HUT daerah yang berjuluk Kota Khatulistiwa itu. Berbagai kalangan, pihak swasta, komunitas dan lainnya diberi ruang oleh pemerintah untuk menggelar acara dalam memerihkan hari jadi kota tersebut. HUT Kota Pontianak sendiri jatuh setiap tanggal 23 Oktober.

Pewarta: Dedi/ Tim magang Kiki

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019