10 pasangan pengantin beserta rombongan pengantar lengkap dengan barang-barang hantaran dan pernak-perniknya serta iringan musik tanjidor dari depan halaman Museum Negeri Kalbar menuju Masjid Raya Mujahidin Jalan Ahmad Yani, iku meriahkan Festival Arakan Pengantin Melayu, Minggu.


Pasangan pengantin beserta para pengantarnya bukanlah pengantin sungguhan, melainkan peserta Festival Arakan Pengantin dalam rangka meriahkan Hari Jadi Kota Pontianak yang ke 284 Tahun yang jatuh pada tanggal 6 Okteber 2019. Arakan Pengantin dari Kecamatan Pontianak Utara berhasil merebut juara pertama dalam Festival yang digelar setiap tahunnya. 

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, Festival Arakan Pengantin ini digelar selain  untuk melestarikan adat dan budaya yang ada di Pontianak, sebagai salah satu contoh model pernikahan budaya Melayu, Wali kota Pontianak ini berharap masyarakat bisa mencontohkan bagaimana kebudayaan pernikahan adat melayu sendiri. 

Festival ini diharapkan bisa menjadi wadah bagi para pelaku untuk terus berkreasi dan berinovasi, terutama pakaian khas telok belanga dan baju kurung yang dikenakan para pasangan pengantin tetapi bisa memberikan nilai positif untuk perkembangan ekonomi kreatifnya juga, katanya. 

“Tahun ini dan tahun-tahun mendatang, kita harapkan Festival arakan Pengantin ini bisa membawa para penggiat budaya dan pariwisata dengan berkreasi semaksimal mungkin,"  kata Ahmad rifki salah satu peserta dari Kota Pontianak.  

Menurutnya, Festival Arakan Pengantin yang menampilkan adat dan budaya Melayu Pontianak ini bisa memberikan inspirasi bagi warga Kota Pontianak dalam kegiatan memperingati hari besar.

Kreativitas ini diminta tidak boleh keluar dari adat atau budaya yang selalu dilaksanakan, pada hari-hari besar seperti prosesi pernikahan.  

‘’Kita berupaya mengajak masyarakat Pontianak untuk kembali mengingat budaya sebagai dari salah satu upaya kita untuk melestarikan Festival Arakan Pengantin, sehingga Pontianak menjadi salah satu kota destinasi wisata yang patut dikunjungi dengan kekayaan adat dan budaya yang dimiliki,’’ katanya.  

Pewarta: Tim magang/ Yayuk

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019