Kabuapten Kapuas Hulu Kalimantan Barat menampilkan tarian upacara ritual pengobatan Suku Dayak Taman pada pekan kebudayaan nasional yang dilaksanakan di Gelora Bung Karno Istora Senayan Jakarta.
" Kita menampilkan tarian Manyarung yaitu ritual pengobatan Suku Dayak Taman," kata Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu, Itoni dihubungi Antara dari Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Kamis malam.
Disampaikan Itoni, tarian Manyarung Suku Dayak Taman itu tampil pukul 19. 00 WIB, Kamis (10/10) semalam dengan menceritakan proses ritual pengobatan tradisional yang dilakukan oleh seorang Balien (dukun) karena roh yang sakit dibawa oleh makhluk halus.
Baca juga: Tari Lesung Mualang melenggang di Istora Senayan
Baca juga: Tari Merak dan Nasi Goreng tarik perhatian warga Inggris
Ia menuturkan pada tarian tersebut dilaksanakan ritual oleh dukun dalam mengobati yang sakit dengan cara menari dan menutup kepala untuk menerawang roh yang sakit dan roh yang menganggu.
" Setelah diketahui keberadaan roh ya g sakit itu, para dukun menangkap roh dan menjadi batu dan disimpan di suatu tempat (tengkin) yang telah disiapkan, jadi begitulah kira - kira cerita dari tarian tersebut," jelas Itoni.
Ada pun tim yang menampilkan tarian tersebut kata Itoni yaitu Penta Tari oleh Hendrikus Landung, penari yaitu Yupita Baising, Natalia Tima, Rossita Injang, Juniana Mangkat, Oktaviani Putri Andini, Marsiana Danum.
Untuk penata musik yaitu Frederik Trinauri, sedangkan untuk pemusik yaitu Agustinus Lassa, Lukas Muda, Alexander Ambo Irwan, Benisius Luat Bambang, Lanying, Bonifansius Dayut.
Baca juga: Tari Lesong Mualang resmi jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Baca juga: Tari Lesung Mualang Sidang Warisan Budaya Tak Benda di Jakarta
Itoni berharap dengan penampilan tari Manyarung Suku Dayak Taman itu dapat mempromosikan seni budaya Kapuas Hulu ditingkat nasional bahkan internasional.
" Selain kita lestarikan seni budaya yang ada di Kapuas Hulu harus kita promosi untuk daya tarik orang luar agar mengunjungi Kapuas Hulu, apalagi kita memiliki beragam adat istiadat serta seni budaya dari berbagai suku yang ada di Kapuas Hulu," kata Itoni.
Baca juga: Tari Lesong Mualang pukau penonton pada pembukaan Gawai Dayak Sekadau
Baca juga: Tari kolosal Gema Khatulistiwa memukau saat penutupan STQN XXV 2019
Baca juga: Kemenbudpar Kunjungi Tari Mualang Ngajat Lesong di Maboh Permai
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
" Kita menampilkan tarian Manyarung yaitu ritual pengobatan Suku Dayak Taman," kata Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu, Itoni dihubungi Antara dari Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Kamis malam.
Disampaikan Itoni, tarian Manyarung Suku Dayak Taman itu tampil pukul 19. 00 WIB, Kamis (10/10) semalam dengan menceritakan proses ritual pengobatan tradisional yang dilakukan oleh seorang Balien (dukun) karena roh yang sakit dibawa oleh makhluk halus.
Baca juga: Tari Lesung Mualang melenggang di Istora Senayan
Baca juga: Tari Merak dan Nasi Goreng tarik perhatian warga Inggris
Ia menuturkan pada tarian tersebut dilaksanakan ritual oleh dukun dalam mengobati yang sakit dengan cara menari dan menutup kepala untuk menerawang roh yang sakit dan roh yang menganggu.
" Setelah diketahui keberadaan roh ya g sakit itu, para dukun menangkap roh dan menjadi batu dan disimpan di suatu tempat (tengkin) yang telah disiapkan, jadi begitulah kira - kira cerita dari tarian tersebut," jelas Itoni.
Ada pun tim yang menampilkan tarian tersebut kata Itoni yaitu Penta Tari oleh Hendrikus Landung, penari yaitu Yupita Baising, Natalia Tima, Rossita Injang, Juniana Mangkat, Oktaviani Putri Andini, Marsiana Danum.
Untuk penata musik yaitu Frederik Trinauri, sedangkan untuk pemusik yaitu Agustinus Lassa, Lukas Muda, Alexander Ambo Irwan, Benisius Luat Bambang, Lanying, Bonifansius Dayut.
Baca juga: Tari Lesong Mualang resmi jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Baca juga: Tari Lesung Mualang Sidang Warisan Budaya Tak Benda di Jakarta
Itoni berharap dengan penampilan tari Manyarung Suku Dayak Taman itu dapat mempromosikan seni budaya Kapuas Hulu ditingkat nasional bahkan internasional.
" Selain kita lestarikan seni budaya yang ada di Kapuas Hulu harus kita promosi untuk daya tarik orang luar agar mengunjungi Kapuas Hulu, apalagi kita memiliki beragam adat istiadat serta seni budaya dari berbagai suku yang ada di Kapuas Hulu," kata Itoni.
Baca juga: Tari Lesong Mualang pukau penonton pada pembukaan Gawai Dayak Sekadau
Baca juga: Tari kolosal Gema Khatulistiwa memukau saat penutupan STQN XXV 2019
Baca juga: Kemenbudpar Kunjungi Tari Mualang Ngajat Lesong di Maboh Permai
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019