Sekadau (ANTARA) - Sanggar Lesung Menuah dari Desa Maboh Permai, Kecamatan Belitang, Kabupaten Sekadau menghadiri undangan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk tampil di Pekan Kebudayaan Nasional, setelah mengikuti sidang penetapan Warisan Budaya Tak Benda pada Agustus yang lalu.
"Tentu ini menjadi kebanggaan buat semua pihak, baik yang terlibat ataupun tidak. Pertunjukan yang luar biasa d depan umum, dan sukses. Seterusnya disporapar akan menggali potensi yang masih blum terangkat, karena masih banyak yang belum di ketahui," ujar Kabid Kebudayaan Disparpora Kabupaten Sekadau, Gunawan (9/10) melalui pesan instannya.
Baca juga: Tari Lesong Mualang resmi jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Gunawan mencaritakan, Ketika lesung mulai d angkat menggunakan gigi, jelas mengundang sorak dan heboh para penonton, dan tentu tidak sedikit pula penonton yang mengira lesong itu duplikat tapi setelah kita memberi kesempatan kepada beberapa penonton yang dibawa untuk mengangkatnya, dan ternyata memang berat.
"Dengan mendapatkan sertifikat WTB, tentu menjadi harapan bersama supaya tidak hanya sampai dsni, dan harus ada penerusnya. Selain itu supaya ini dapat dijaga. Dan juga supaya dapat menjga bentuk aslinya, untuk tidak rubah-rubah. Kecuali ada permintaan untuk dikreasikan. Dan tidak smua orang bisa membawakannya tanpa sepengetahuan dan se ijin pemilik, pelaku tari," tutupnya.
Baca juga: Tari Lesung Mualang Sidang Warisan Budaya Tak Benda di Jakarta
Sementara itu pentolan Sanggar Lesung Menuah, Robby Sugara, mengatakan jika dia dan kawan-kawa sanggar, mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, donatur, kawan-kawan, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, yang selalu memberi dukungan kepada kami untuk terus berkarya.
"Kru kemarin yang berangkat selain di temani oleh pihak disporapar kabupaten sekadau, ada teman-teman seperti Lazarus, Jimmy, Zakeus, Sinon, Dominika, Sinja dan Lusia, serta saya," tutup Robby.
Baca juga: Tari Pinggan Sekadau Ditetapkan Sebagai Budaya Tak Benda
Baca juga: Kerupuk basah dan kawin adat Dayak masuk warisan budaya tak benda