Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengatakan saat ini untuk penataan kawasan Kota Pusaka di Kota Singkawang yang akan dijadikan sebagai objek wisata baru di kota itu sudah mencapai 50 persen dan ditargetkan rampung pada akhir Desember mendatang.
"Untuk pengerjaan penataan kawasan Kota Pusaka ini sudah dilakukan sejak pertengahan September lalu dan saat ini pengerjaannya sudah mencapai 50 persen. Ditargetkan akhir Desember sudah selesai," kata Tjhai Chui Mie di Singkawang, Rabu.
Dia mengatakan jika nantinya kawasan Kota Pusaka ini rampung dikerjakan, maka pihaknya akan melakukan peluncuran guna menunjukkan bahwa Singkawang punya obyek wisata baru.
Dalam hal pengerjaan, dia juga menekankan kepada pelaksana proyek untuk selalu memperhatikan kualitas pekerjaan.
"Apabila tidak sesuai dengan bestek, maka dirinya tak segan-segan untuk meminta kepada kontraktor untuk membongkar dan diperbaiki sesuai dengan aturan yang ada," tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Sumastro mengatakan, dalam rangka penataan dan pelestarian aset pusaka, Pemkot Singkawang telah mengeluarkan Peraturan Walikota tentang deliniasi kawasan kota pusaka Singkawang.
Hal tersebut disampaikan saat dia membuka Seminar Kota Pusaka di lantai dasar Kantor Wali Kota Singkawang beberapa waktu lalu.
Kota Singkawang memiliki sejarah perkembangan kota dari masa ke masa, yang saat ini masih bisa dilihat dalam bentuk peninggalan pusaka-pusaka.
"Baik itu pusaka alam, pusaka saujana, maupun pusaka ragawi dan tak ragawi yang tersebar hampir di setiap wilayah Kota Singkawang," katanya.
Hal ini, kata dia, menjadikan isu pusaka tidak dapat dipisahkan dari berbagai persoalan kehidupan sehari-hari, pengelolaan seni budaya hingga pengelolaan sebuah kota.
Seminar hari itu sangat tepat diadakan, apalagi narasumber yang hadir adalah orang yang ahli di bidangnya, baik yang dari UNTAN, POLNEP maupun UGM.
"Semoga seminar kemarin memberikan nilai dan warna dengan kondisi yang ada di Singkawang. Saran dan pendapat dari para hadirin sangat diharapkan," ujarnya.
Kota Singkawang dengan segala keterbatasan terutama masalah dana dalam pengembangan pariwisata termasuk di dalamnya penataan dan pelestarian kota pusaka akan memerlukan dukungan semua pihak, baik berupa ide gagasan, konsep maupun pendanaan baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat.
"Atas nama Pemkot Singkawang, saya ucapkan terima kasih atas dukungan dana dari pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR, sehingga pada tahun ini Kota Singkawang dapat melakukan penataan dan pelestarian kota pusaka di kawasan Jalan Diponegoro dan Pasar Hongkong," ungkapnya.
Dia berharap, kawasan kota pusaka Singkawang dapat dikembangkan menjadi berskala nasional dan dikenal lebih luas lagi. "Oleh karena itulah seminar kemarin mengambil tema Singkawang Menuju Kota Pusaka Nusantara," katanya.
Baca juga: Pemkot Singkawang lakukan penataan kota pusaka
Baca juga: Singkawang tata kawasan kota pusaka
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Untuk pengerjaan penataan kawasan Kota Pusaka ini sudah dilakukan sejak pertengahan September lalu dan saat ini pengerjaannya sudah mencapai 50 persen. Ditargetkan akhir Desember sudah selesai," kata Tjhai Chui Mie di Singkawang, Rabu.
Dia mengatakan jika nantinya kawasan Kota Pusaka ini rampung dikerjakan, maka pihaknya akan melakukan peluncuran guna menunjukkan bahwa Singkawang punya obyek wisata baru.
Dalam hal pengerjaan, dia juga menekankan kepada pelaksana proyek untuk selalu memperhatikan kualitas pekerjaan.
"Apabila tidak sesuai dengan bestek, maka dirinya tak segan-segan untuk meminta kepada kontraktor untuk membongkar dan diperbaiki sesuai dengan aturan yang ada," tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Sumastro mengatakan, dalam rangka penataan dan pelestarian aset pusaka, Pemkot Singkawang telah mengeluarkan Peraturan Walikota tentang deliniasi kawasan kota pusaka Singkawang.
Hal tersebut disampaikan saat dia membuka Seminar Kota Pusaka di lantai dasar Kantor Wali Kota Singkawang beberapa waktu lalu.
Kota Singkawang memiliki sejarah perkembangan kota dari masa ke masa, yang saat ini masih bisa dilihat dalam bentuk peninggalan pusaka-pusaka.
"Baik itu pusaka alam, pusaka saujana, maupun pusaka ragawi dan tak ragawi yang tersebar hampir di setiap wilayah Kota Singkawang," katanya.
Hal ini, kata dia, menjadikan isu pusaka tidak dapat dipisahkan dari berbagai persoalan kehidupan sehari-hari, pengelolaan seni budaya hingga pengelolaan sebuah kota.
Seminar hari itu sangat tepat diadakan, apalagi narasumber yang hadir adalah orang yang ahli di bidangnya, baik yang dari UNTAN, POLNEP maupun UGM.
"Semoga seminar kemarin memberikan nilai dan warna dengan kondisi yang ada di Singkawang. Saran dan pendapat dari para hadirin sangat diharapkan," ujarnya.
Kota Singkawang dengan segala keterbatasan terutama masalah dana dalam pengembangan pariwisata termasuk di dalamnya penataan dan pelestarian kota pusaka akan memerlukan dukungan semua pihak, baik berupa ide gagasan, konsep maupun pendanaan baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat.
"Atas nama Pemkot Singkawang, saya ucapkan terima kasih atas dukungan dana dari pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR, sehingga pada tahun ini Kota Singkawang dapat melakukan penataan dan pelestarian kota pusaka di kawasan Jalan Diponegoro dan Pasar Hongkong," ungkapnya.
Dia berharap, kawasan kota pusaka Singkawang dapat dikembangkan menjadi berskala nasional dan dikenal lebih luas lagi. "Oleh karena itulah seminar kemarin mengambil tema Singkawang Menuju Kota Pusaka Nusantara," katanya.
Baca juga: Pemkot Singkawang lakukan penataan kota pusaka
Baca juga: Singkawang tata kawasan kota pusaka
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019