Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi, BMKG Mempawah, Kalbar, Ismaharto Adi menyatakan, wilayah perhuluan provinsi itu berpotensi terjadi hujan lebih tinggi dibanding daerah lainnya.

"Secara umum, curah hujan di wilayah Kalbar pada dasarian I (tanggal 1-10) November 2019 diprakirakan berkisar antara 40-90 mm per dasarian, dimana curah hujan wilayah hulu diprakirakan yang lebih tinggi dibanding curah hujan di wilayah pesisir," kata Ismaharto Adi di Mempawah, Kamis.

Ia mengatakan, potensi hujan  beberapa hari ke depan akan lebih rendah bila dibandingkan yang terjadi pada awal dasarian I November hingga akhir dasarian I November ini di sebagian wilayah Kalbar.

"Kalau akhir Oktober hingga awal November sampai kemarin hampir setiap hari terjadi hujan, baik sedang hingga lebat," katanya.

Hal tersebut, ujarnya, juga bisa dibandingkan dengan analisis curah hujan di wilayah Kalbar pada dasarian III (tanggal 21-31) Oktober 2019 yang didominasi hujan kategori rendah hingga menengah.

"Sifat hujan pada dasarian III Oktober 2019 didominasi kategori normal hingga atas normal," katanya.

Ia menjelaskan monitoring hari tanpa hujan di Kalbar terpantau secara umum berada dalam kategori masih ada hujan hingga hari tanpa hujan yang sangat pendek (1-5 Hari).

"Analisis hari tanpa hujan terpanjang terjadi di Kabupaten Mempawah, wilayah Anjungan, dan Kabupaten Sambas sepanjang 5 hari, di sini lebih kering," jelasnya.

Ia menambahkan, potensi menurunnya curah hujan itu karena memasuki pacaroba yang diperkirakan terjadi di Kalbar.

"Kami imbau masyarakat tetap mengantisipasi munculnya titik panas dan berkurangnya cadangan air untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
 

Pewarta: Andilala dan Aris Zaldi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019